[Review Komik Mangamon] BECK, Asal Mula Sang Musisi Underdog

Komik yang satu ini mungkin sudah menjadi salah satu bacaan wajib penggemar komik yang juga gemar mendengarkan musik alternatif. Di review kali ini, kita bakal menilik kembali soal salah satu karya Harold Sakuishi yang berjudul Beck. Komik ini sudah diadaptasi dalam bentuk anime pada tahun 2004-2005 dengan mengusung band pop punk Beat Crusaders sebagai salah satu pengisi utama musik di dalam seri ini.

 

Beck Koyuki Ryuusuke

Sinopsis Komik Beck

Yukio Tanaka (kerap disapa Koyuki) adalah seorang anak SMP biasa. Dia punya osananajimi atau teman masa kanak-kanak bernama Izumi yang kadang dia intip bersama sahabat dekatnya saat sedang ekskul renang. Di sisi lain, Koyuki tidak tahu bahwa pertemuannya bersama Ryuusuke adalah hal yang bakal mengubah takdirnya menjadi seorang musisi ternama.

Ah, iya, kesempatan untuk menjadi tenar. Siapa yang tidak ingin, sih? Kecuali punya tendensi untuk menjadi pengembara bagaikan Ginko di Mushi-shi, rasanya kita semua bakal mengambil kesempatan untuk setidaknya berkesan bagi seseorang.

Koyuki adalah seseorang yang belum punya banyak keinginan sebelum bertemu dengan Ryuusuke, si anak kebangsaan Jepang yang kelamaan di Amerika Serikat. Karena itu, akhirnya dia lebih fasih bahasa Inggris ketimbang bahasa Jepang. Hal ini ditunjukkan dengan jenis fon yang berbeda. Sudah biasa, ya, namanya juga di komik.

Beck Mongolian Chop Squad

Kembali ke Koyuki. Jadi, sebagai seorang berumur 14 tahun, tingkah kanak-kanaknya masih terlihat. Anak seumur Koyuki ini sebenarnya “tidak punya hak” untuk berpikir soal masa depan. Maksudnya, masa SMP adalah saat yang penuh kemungkinan. Dulu saya bermimpi menjadi koki atau pebalap semasa SMP, tetapi sekarang yang kejadian adalah kalian membaca tulisan dari seorang mahasiswa teknik.

Kebetulan Sebagai Kekuatan

Volume pertama dari Beck memberikan suasana yang cukup unik terkait jalan hidup Koyuki. Anak yang lugu bertemu anjing yang tampak seperti hasil mutasi Dr. Frankenstein, dan selanjutnya berkenalan dengan majikannya yang merupakan musisi berbakat. Kemungkinannya kecil untuk terjadi di dunia nyata.

Tapi ini justru yang memberikan sentuhan keajaiban dari kisah Beck. Pembaca disuruh mengikuti rentetan kebetulan yang menuntun Koyuki menuju jati dirinya. Dia bertemu orang-orang asing yang lebih dewasa dan terbuka, sembari ditemani dengan momen berkesan di sana-sini. Sama seperti Koyuki, kita juga ikut mengenal rimba asing yang namanya industri musik. Dunia underground, skena indie, apapun. Musik seakan menjadi lebih dekat akibat pertemuan absurdnya dengan si anjing dan majikan.

Beck Ryuusuke
Penulis suka penggunaan lining kasar untuk menunjukkan momen zonk di panel ini.

Terlepas dari Koyuki, dinamika Ryuusuke sebagai karakter yang keras juga sempat dimunculkan dalam berbagai peristiwa. Sulit untuk membayangkan anak 16 tahun bisa seindependen Ryuusuke, tetapi mungkin ini adalah Beck: anak-anak yang terlalu cepat dewasa dan berjuang di dalam industri yang keras. Premis yang jarang terpikirkan, tetapi banyak dari kisah fiksi (khususnya anime) sebenarnya berakar pada hal ini.

Adapun yang membedakan Beck dengan seri coming-of-age lebih berbau fantasi seperti misalkan Sword Art Online ataupun Re:Zero adalah latarnya. Meski Beck mengambil latar di lingkungan biasa tanpa puteri berambut perak atau kecerdasan buatan berwujud loli, kisah Koyuki dan kawan-kawan ironisnya justru memberikan sebuah persepsi unik yang tidak ditemukan pada dua seri terkait.

Lingkar pergaulan maupun benturan antara budaya Jepang dan Barat mungkin adalah yang membuat Beck bersinar. Akibatnya, komik ini memiliki niche-nya tersendiri.

Beck
Jaksel folks be like

Gaya penggambaran yang lebih janggal dibanding manga pada umumnya mungkin menjadi kendala tersendiri di dalam komik ini. Ada kemungkinan kalau pembaca bakal merasa terusik dengan kombinasi mata raksasa, telinga lebar, maupun garis rahang yang relatif tajam, tapi itu semua lebih ke soal selera. Kalau boleh jujur, kesuksesan komik 34 volume ini terletak pada jalan cerita yang membuat imajinasi kita bergerak liar, terutama soal ketenaran dan bagaimana cara mendapatkannya.

Verdict

Beck Koyuki Izumi

Sebagai perkenalan, volume perdana memberikan sedikit gambaran soal karakter Koyuki dan bagaimana perbedaan budaya memegang peranan besar di dalam cerita ini. Karena memang tidak dipungkiri, Harold Sakuishi serasa ingin menembus selera komik yang saat itu (hingga sekarang, bahkan) dengan referensi budaya pop barat, dalam hal ini adalah musik. This comic was made to hit in America, I suppose.

Dimana Saya Bisa Membeli?

Komik ini bisa kalian beli di Mangamon, lho. Kalian bisa membeli komik tersebut menggunakan metode pembayaran Transfer, melalui toko swalayan, pulsa, dan bahkan kartu kredit.

Baca dahulu artikel kami mengenai cara pembeliannya, lalu akses komik Beck ini  melalui link berikut. Selamat membaca!

https://nawalakarsa.com/beli-komik-legal-di-mangamon/

 


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.