Memahami Bagaimana ‘Kegantengan’ Korea Masuk ke Indonesia

Maskulinitas ala Indonesia mulai digerus oleh gaya Korea. Hal ini mendorong adanya standar baru, menurut penelitian mahasiswa UPN Jatim.

Memahami Budaya K-Pop Indonesia
FOTO: Prischa Almathia Elnisse Banani & Nabil Budiman

Ditengah terjangan budaya Korea seperti K-Pop dan K-Drama, perlahan maskulinitas di Indonesia pun dijajaki oleh standar maskulinitas asal Korea Selatan. Anggapan laki-laki harus memiliki paras tegas, bertubuh kuat, memiliki kekuasaan dan dominasi, tidak lagi menjadi acuan utama dalam ‘kegantengan’ seorang laki-laki.

Maskulinitas kontemporer yang tercipta karena suara dari kalangan minoritas yang tidak setuju dengan standar yang dibentuk, muncul untuk mengkritisi serta menggesernya dengan makna yang baru.

Di Korea, mereka menyebutnya sebagai Kkonminam (Flower-like men) yang menggambarkan penampilan laki-laki fashionable dan menggunakan make-up untuk menunjang penampilannya.

Kkonminam dicerminkan lewat para artis pria Korea Selatan yang rata-rata menunjukkan penampilan tempan dan manis namun tetap memiliki postur gagah. Akibat pengaruh Korea Selatan yang besar di Indonesia, fans artis Korea yang didominasi remaja termotivasi untuk ingin berpenampilan sama seperti sang idola mereka.

Sosok artis Korea Selatan yang dipopulerkan di media massa dianggap figur penting bagi remaja, terlebih bagi mereka yang mengidolakannya. Media massa dapat diatribusi atas tingginya tingkat pengaruh terhadap preferensi seseorang.

Kini, iklan-iklan kosmetik lokal yang bertebaran di jagat maya maupun di perkotaan, telah mengusung artis ternama asal Korea Selatan sebagai ‘wajah’ dari produk mereka. Mungkinkah hal tersebut mendorong perubahan dari standar maskulinitas terutama pada ranah remaja di Indonesia?

Kelompok pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Aulia Rahmawati Ph.D mencoba menjawab pertanyaan tersebut melalui kegiatan sosialisasi yang dilakukan pada hari Minggu (04/12) dan Rabu (14/12) silam.

Dengan anggota yakni Prischa Almathia E. B. dan Nabil Budiman yang semuanya merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi dari UPN “Veteran” Jawa Timur, kegiatan sosialisasi memuat materi mengenai pengenalan dari konsep kkonminam yang dapat di identifikasi melalui iklan kosmetik lokal.

Tak lupa kegiatan sosialisasi juga dilaksanakan guna memperoleh timbal balik dari peserta sebagai bahan penelitian riset MBKM.

Hasilnya, diskusi bersama dengan remaja laki-laki yang melek skincare dan make-up menganggap hadirnya iklan kecantikan yang memasukkan artis Korea di dalamnya merupakan upaya untuk menciptakan standar baru.

Adanya anggapan bahwa produk perawatan kulit dan kosmetik merupakan sarana penunjang penampilan. Pergeseran standar maskulinitas pun mulai dirasakan dengan banyaknya konten tutorial berdandan dan merawat diri untuk laki-laki sampai dijumpai banyaknya laki-laki yang membawa dan menggunakan lipbalm dan sunscreen di tempat umum.


Ditulis oleh Prischa Almathia Elnisse Banani & Nabil Budiman


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.