Film Avatar karya James Cameron selalu diingat sebagai film produksi ikonik dirinya dengan berbagai aspek.
Dewasa ini, kita dapat menikmati banyak film dengan visual efek yang realistis dan memanjakan mata. Sebut saja Avengers: Endgame milik Marvel yang berhasil jadi film dengan pendapatan kotor terbesar sepanjang masa.
Namun, populernya efek visual tersebut mungkin tidak akan tercapai tanpa film terbaik James Cameron satu ini.
Rilis pada tahun 2009, Avatar adalah film garapan James Cameron, yang menggabungkan live action dengan animasi komputer tiga dimensi.
Saat rilisnya pada saat itu, Avatar langsung jadi film yang laris, terutama jika ditonton secara 3D.
Lebih dari sepuluh tahun setelah penayangannya, Avatar akhirnya akan menayangkan sekuel pada akhir tahun ini.
Untuk menyambut sekuelnya, 20th Century Fox Studio kembali merilis Avatar ke bioskop.
Kabar gembira bagi penikmat film di Indonesia, penonton yang ketinggalan pesona film Avatar akan dapat menyaksikan kembali film ini dalam layar lebar, terutama dengan format 4D yang dapat menunjukan seluruh potensi film ini.
Avatar, Kisah Tentang Cinta di Planet Jajahan

Film Avatar mengambil latar waktu tahun 2154, ketika Bumi sedang mengalami krisis energi.
Untuk menyelamatkan Bumi, sebuah organisasi bernama Resource Development Administration (RDA) menambang mineral langka di planet bernama Pandora selama tiga dekade.
Avatar merupakan sebuah program organisasi tersebut, yang menggabungkan kesadaran manusia dengan tubuh penghuni asli planet Pandora, agar proses penambangan semakin mudah.
Hal ini juga untuk mengatasi udara planet yang beracun bagi manusia.
Protagonis cerita ini adalah Jake Sully (Sam Worthington) tentara penyandang disabilitas yang mengikuti program Avatar ini bersama Norm (Joel David Moore) dan Grace (Sigourney Weaver).
Dengan terhubung ke tubuh pribumi tersebut, Jake akhirnya bisa kembali berjalan, dan mulai berkontak dengan Omaticaya, suku pribumi planet Pandora.
Ada beberapa aspek dalam kisah Avatar yang mirip dengan kisah-kisah terkenal seperti Pocahontas, dan cerita petualangan era kolonialisme barat.
Avatar sudah diputar di sejumlah bioskop di Indonesia mulai Jumat (23/9) lalu, melalui distribusi Cinema XXI, CGV dan Cinepolis.
Kenapa Avatar Begitu Fenomenal?

Dalam 15 tahun waktu pengembangan Avatar, James Cameron dan kru-nya mengembangkan teknik motion-capture (mo-cap) yang menggabungkan gerakan aktor pengguna pakaian khusus mo-cap dengan model animasi.
Dengan kesuksesan Avatar, metode mo-cap tersebut semakin banyak diadopsi oleh industri hiburan. Salah satunya oleh industri permainan video seperti di The Last of Us, dan God of War.
Selain membuat teknologi ini jadi mainstream, James Cameron juga kembali menghidupkan antusiasme bioskop 3D dan IMAX untuk moviegoers.
Walau antusiasme ini tidak berlangsung lama, Avatar menjadi standar emas untuk film-film yang kemudian menggunakan fitur 3 dimensi.
Akan Kedatangan Sekuel!

Setelah lebih dari sepuluh tahun, Avatar akhirnya akan kedatangan sekuel yang tayang pada akhir tahun ini.
Lewat trailer terbaru yang tayang beberapa bulan lalu, penonton bisa menjamin akan melihat animasi tiga dimensi apik seperti yang mereka saksikan di Avatar bertahun-tahun lalu.
Sekuel Avatar akan memiliki judul Avatar: The Way of Water, dan mengambil tempat berbeda dari film sebelumnya.
Dari yang tampil di trailer, suku pribumi Pandora kali ini bertempat tinggal di pinggir laut, dan memiliki hubungan dengan makhluk-makhluk air planet tersebut.
Jadwal tanggal rilis resmi Avatar: The Way of Water adalah hari Jumat, 16 Desember mendatang dalam format IMAX. Jangan lupa untuk catat tanggal premiere-nya, NawaReaders!
Jika kamu suka nonton film-film bioskop, simak juga review kami terhadap One Piece Film: RED yang baru tayang minggu ini di Indonesia!