Pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang berakhir ricuh. Dalam insiden yang terjadi di Kanjuruhan, terdapat ratusan korban yang meninggal dunia dan luka-luka.
Pertandingan Liga 1 yang digelar pada Sabtu (1/10) lalu berakhir menjadi insiden tragis setelah Persebaya menekuk Arema FC dengan skor 3-2. Insiden terjadi setelah pertandingan usai.
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, mengutip Okezone, dimana sejumlah Aremania turun ke lapangan secara paksa dan melakukan tindakan anarkis.

Kepolisian, yang bertugas di lapangan, berusaha mengendalikan kondisi Stadion Kanjuruhan yang mulai tidak kondusif. Para suporter Arema FC yang sudah berada di lapangan kemudian berlarian menghindari Polisi yang mengamankan kondisi.
Gagal mengendalikan, kepolisian memutuskan untuk menembakkan gas air mata. Sejumlah laporan di media sosial bahkan mengklaim bahwa terdapat anggota polisi yang menembakkan gas air mata di tribun penonton No. 10.
Dengan kondisi yang mencekam, serta dimatikannya lampu stadion, suporter Arema FC yang hendak melarikan diri dari insiden tersebut memadati pintu keluar.
Insiden di Stadion Kanjuruhan menyebabkan 129 suporter Arema FC meninggal dunia, dan 93 suporter lainnya mengalami luka ringan hingga berat.

Jumlah korban yang terlibat dalam insiden pasca-pertandingan Arema FC vs Persebaya tersebut diduga akibat sesaknya pintu keluar, sehingga oksigen yang ada terbatas.
Insiden tersebut juga mengakibatkan sejumlah suporter Arema FC mengalami patah tulang hingga trauma di kepala.
Mengutip Kumparan, dari 127 suporter Arema FC yang meninggal dunia, sebanyak 34 orang tewas di Stadion Kanjuruhan dan selebihnya dinyatakan meninggal dunia pasca-perawatan di rumah sakit.

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menyebut bahwa 2 (dua) orang dari korban tewas dari insiden Kanjuruhan merupakan anggota Polri.
Nico menyebut bahwa tim medis telah melakukan upaya pertolongan di dalam Stadion Kanjuruhan, serta mengevakuasi korban yang ada ke sejumlah rumah sakit di Malang.
Sementara di luar Stadion Kanjuruhan, 9 (sembilan) kendaraan dinas Polri seperti Satlantas dan Brimob serta 3 (tiga) mobil umum dibakar oleh suporter imbas kekalahan Arema FC semalam (1/10).
Imbas insiden di Stadion Kanjuruhan, pertandingan Liga 1 ditunda selama 1 (satu) pekan, dan Arema FC terancam harus bermain secara tandang sepanjang musim pertandingan.