Setelah Susi Pudjiastuti tidak menjabat lagi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), menimbulkan kekhawatiran besar bagi sebagian nelayan lokal. Salah satu kekhawatiran yang dimaksud adalah kembalinya nelayan asing mengambil ikan di laut Indonesia.
Terlebih kebijakan penenggelaman kapal yang digagas oleh menteri sebelumnya yaitu Susi Pudjiastuti tidak menjadi prioritas oleh Menteri KKP baru Edhy Prabowo, sehingga ‘memancing’ nelayan asing untuk kembali mengambil ikan di laut Indonesia.
Dikutip dari Tribun Medan. Seperti salah satunya terdapat pada status oleh nelayan asal Kepulauan Riau melalui akun Facebook-nya Dedek Ardiansyah Terisno yang mengunggah video-video detik-detik nelayan asing yang diduga berasal dari Vietnam mengambil ikan di sekitar laut Natuna.
https://www.facebook.com/dedek.ardiansyah.terisno19/posts/2185255601574540
Diketahui bahwa peristiwa tersebut direkam pada tanggal 23 Desember 2019, dan kapal-kapal tersebut telah beroperasi sejak tanggal 17 Desember silam dengan perkiraan sebanyak 20 buah kapal. Terlebih ada kapal yang bertugas sebagai pukat gandeng, dan pukat adalah salah satu alat yang dilarang digunakan oleh Menteri KKP sebelumnya untuk menangkap ikan karena berpotensi merusak karang.
Dalam video tersebut juga, Dedek memberikan titik koordinasi lokasi pengambilan ikan tersebut yang berada di antara koordinat 04.10.000 – 109.10.000 atau masih di sekitar laut Natuna. Sayangnya saat itu Dedek tidak bisa menangkap lebih banyak gambar dan video karena kalah jumlah dan tidak bisa mengejar kapal-kapal tersebut.
Menteri KKP Ganti, Nelayan Lokal Khawatir
Tentu dengan adanya video tersebut membuat nelayan lokal khawatir karena bisa-bisa wilayah laut Indonesia akan kembali menjadi lumbung pencurian ikan. Seperti yang diucapkan oleh Ketua Aliansi Nelayan Sumatera Utara, Sutrisno.
Sutrisno sangat gelisah ketika mendengar Menteri KKP baru tidak gencar menenggelamkan kapal asing yang mengambil ikan di laut Indonesia dan lebih memilih menghibahkan kapal hasil sitaan dari nelayan asing daripada menenggelamkannya.
“Jadi wacana tidak lagi menenggelamkan, kurang setuju. Itu tetap harus dilakukan,” ujar Sutrisno.
Selain itu, Sutrisno juga khawatir jika kebijakan tersebut tidak diprioritaskan lagi, akan membuka lebar-lebar pencurian ikan oleh nelayan asing.
Senada dengan Sutrisno, dua nelayan lainnya asal Tambak Polo, Kabupaten Demak, Jawa Tengah yaitu Darwati dan Musakorib yang sangat mendukung kebijakan penenggelaman kapal. “Supaya kapal asing itu tidak mencuri ikan lagi” ujar mereka berdua. Pemerintah diminta kembali mengawasi laut Natuna dari nelayan Vietnam yang hendak mencari celah kembali.