Setelah Starbucks, Warnet Jepang Ikut Ditutup Dampak dari COVID-19

internet cafe di jepang akan ditutup dampak covid-19
Nawala Karsa - Internet Cafe di Jepang

Setelah beberapa hari yang lalu perusahaan waralaba kopi yaitu Starbucks Jepang menutup 850 cabangnya di daerah berstatus darurat COVID-19, kini warnet yang berada di Jepang dan prefektur terdampak pandemi akan segera ditutup.

Dikutip dari SoraNews24, setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan status darurat untuk beberapa perfektur, salah satunya adalah Tokyo, beberapa tempat usaha yang memicu keramaian seperti Pachinko, kafe, dan internet cafe diharuskan untuk tutup.

Sayangnya untuk hal ini memicu polemik, karena seperti yang sudah diketahui bahwasanya internet cafe di Jepang merupakan tempat tinggal alternatif dengan harga terjangkau.

Berbeda dengan warung internet (warnet) di Indonesia, warnet di Jepang sering dijadikan tempat tinggal bagi mereka yang pengangguran dan memiliki pendapatan rendah sehingga tidak sanggup menyewa apartemen.

Dengan fasilitas berupa ruangan pribadi, komputer, akses internet, serta makanan dan minuman dengan harga terjangkau, membuat internet cafe menjadi tempat tinggal alternatif yang cukup nyaman.

Maka dari itu, apabila internet cafe tersebut benar-benar ditutup selama masa pandemi COVID-19, mereka yang selama ini tinggal di tempat tersebut menjadi kebingungan harus tinggal di mana lagi.

Pemerintah Setempat Menyediakan Tempat Tinggal Sementara

Tapi beruntung, pemerintah setempat sudah mengantisipasi hal tersebut dengan menyediakan tempat tinggal sementara bagi mereka selama Pandemi COVID-19, yang direncanakan setidaknya akan disewakan 400 unit apartemen pribadi dan rumah dinas untuk para tunawisma.

Begitu juga dengan hotel-hotel yang kini dijadikan kamar pasien COVID-19, dimana pemerintah setempat akan membayar biaya sewa selama pandemi berlangsung.

Sayangnya tidak semua tunawisma bisa mendapatkan fasilitas tersebut, karena ada persyaratan dimana setidaknya seorang tunawisma harus membuktikan bahwa dirinya telah tinggal di kota Tokyo selama lebih dari enam bulan untuk mendapatkan fasilitas tersebut.

Sehingga tunawisma yang tinggal di pinggir jalan yang tidak memiliki alamat tetap akan kesulitan untuk memenuhi persyaratan tersebut, terlebih banyak dari mereka yang tunawisma tidak memiliki ID atau Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Perkembangan Terkini COVID-19 di Negeri Matahari Terbit

sebaran peta kasus covid-19

Berdasarkan data yang dihimpun di situs Worldometer per hari Rabu (15/4), setidaknya tercatat sebanyak 8.100 kasus positif terinfeksi COVID-19, dimana di antaranya 146 orang meninggal dunia, dan 853 orang lainnya dinyatakan sembuh.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.