Unity Teken Cara Pengambilan Fee Baru, Dev Indie dalam Masalah?

unity biaya instal
FOTO: Istimewa | EDIT: Nawala Karsa

Unity adalah salah satu engine yang banyak digunakan oleh developer untuk membuat game.

Beberapa judul game terkenal seperti Subnautica, Fall Guys, Cities Skyline, dan juga Genshin Impact mengandalkan Unity, untuk membuat dan mengoperasikan gim tersebut.

Dalam lanskap developer gim Indonesia sendiri, studio-studio lokal juga mengandalkan Unity sebagai engine dalam membuat berbagai judul, contohnya seperti Dreadout dan Troublemaker.

Walau tersedia secara gratis, Unity mengunci fitur-fitur khusus dalam versi berbeda. Selain itu ada juga royalti yang harus dibayar oleh developer yang menjual gim, seperti di Steam, atau Playstation Store.

Belum lama ini, Unity mengumumkan perubahan pembayaran royalti tersebut. Sebelumnya, developer cukup membayar sekian persen dari total penjualan, namun dengan perubahan yang Unity umumkan, royalti akan dihitung berdasarkan total penginstalan gim oleh user, alias pemain.

Runtime Fee Unity, Dihitung Setiap Gim Diinstal

unity
Bagan pembiayaan terbaru dari kebijakan developer Unity, yang efektif berlaku mulai 1 Januari 2024 mendatang. | FOTO: Unity | EDIT: Nawala Karsa

Dalam model baru ini, developer diwajibkan untuk membayar Unity berdasarkan total perangkat yang menginstal game rilisan mereka.

Unity menetapkan hal ini, karena setiap pemain yang menginstal game dengan basis Unity juga akan menginstal Unity Runtime untuk menjalankan program tersebut.

Ketentuan dan harga yang harus dibayarkan atas royalti tersebut, kemudian dibedakan menurut beberapa versi, yaitu Unity Personal & Plus, Unity Pro, dan Unity Enterprise.

Biaya royalti akan ditarik ketika jumlah instalasi dan revenue mencapai angka tertentu.

Biaya ini berbeda-beda dari beberapa versi, tapi menurut pantauan kami, Unity Personal & Plus punya biaya lebih mahal per-download baru dibanding versi Pro dan Enterprise.

Kelengkapan biaya tersebut bisa dilihat melalui postingan blog resmi dari Unity.

Respon Berbagai Developer Gim

unity
Pernyataan protes dari Aggro Crab Games, pengembang dari Going Under. | FOTO: @Twitter/AggroCrabGames | EDIT: Nawala Karsa

Sayangnya, metode pembayaran royalti ini direspon dengan negatif oleh para developer game. Kebanyakan dari mereka adalah pengembang indie dengan tim kecil.

Tim Colorgrave, pengembang sebuah game Color Grave, sebuah platformer untuk Nintendo Switch, mengutarakan kekecewaannya terhadap Unity.

Innersloth, developer dari game hit Among Us juga mengutarakan hal serupa, mengatakan kalau hal ini bakal menghambat fitur baru yang pemain inginkan, terutama untuk porting ke platform lain.

Bisa dipastikan juga kalau kebijakan Unity ini bakal mempengaruhi dunia game di Indonesia. Kris Antoni, founder dari Toge Production merasa tidak adil karena kebijakan ini bakal ikut mempengaruhi judul-judul yang sudah mereka rilis.

Dia juga merasa perlu mencari alternatif engine lain.

Masalah dari Model Royalti Baru Milik Unity

unity
CEO Unity Technologies, John Riccitiello, hingga kini belum mengeluarkan pernyataan terkait kebijakan harga kontroversial. | FOTO: Reuters via CNBC | EDIT: Nawala Karsa

Berbagai developer game, terutama yang indie sangat mempermasalahkan langkah kebijakan royalti Unity satu ini.

Bukan cuma membuat mereka harus terus membayar selama gim tersebut dijual dan diinstal, tapi karena model ini menghambat perkembangan game.

Dalam forum tanya jawab, Unity menjelaskan kalau perhitungan royalti ini akan juga dihitung dari jumlah reinstall, redownload, dan juga jika satu pemain menginstal game di dua perangkat berbeda.

Yang lebih merugikan lagi, gim-gim lama yang sudah mencapai threshold yang ditentukan untuk pembayaran royalti juga mendapat perlakuan yang sama.

Jadi, jika ada game dua tahun lalu yang sudah di-download lebih dari seratus ribu kali dan mendapat revenue satu juta USD, maka jumlah royalti dari dua tahun lalu hingga hari ini bakal ditagih pada tahun 2024 nanti, ketika aturan ini ditetapkan.

Berdasarkan para pengembang, langkah Unity ini adalah langkah yang serakah, dan makin mempersulit jalan mereka untuk membuat dan merilis gim untuk para pemain.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.