Perundungan Siber Hantui Remaja, Ada Dampak Negatif Bagi Korban!

Perundungan siber merupakan tindakan menyakiti, menghina, dan merugikan remaja secara sengaja melalui media sosial. Apa saja dampaknya?

Perundungan Siber Remaja Self Esteem Indonesia
FOTO: Satria Respati & Syahrian Naufal

Flaming adalah salah satu bentuk dari perundungan siber yang umum terpapar di kalangan remaja. Perundungan siber, atau Cyberbullying, adalah suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja dan terus-menerus untuk menyakiti, menghina, atau merugikan seseorang melalui media sosial atau internet.

Flaming dapat berupa pesan teks, email, komentar di media sosial, atau bentuk komunikasi lainnya yang menggunakan bahasa yang tidak sopan, mengancam, atau kekerasan.

Flaming dapat memiliki dampak yang serius bagi remaja, termasuk menurunnya rasa percaya diri, meningkatnya risiko gangguan mental seperti depresi dan kecemasan, dan menurunnya prestasi akademik.

Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk memahami dan menghindari flaming, serta mencari dukungan jika menjadi sasaran flaming atau merasa tertekan oleh interaksi online.

Mahasiswa UPN Jatim Beri Penyuluhan Pencegahan pada Kawula Muda

Perundungan Siber Remaja Self Esteem Indonesia
FOTO: Satria Respati & Syahrian Naufal

Mahasiswa UPN Veteran Jatim, yakni Syahrian Naufal Alfarizy beserta Satria Respati Widura, melakukan penyuluhan lebih lanjut terkait dampak-dampak dari perundungan siber berupa flaming kepada khalayak remaja di Kota Surabaya.

Hal ini dilakukan guna memberikan langkah pencegahan yang mampu diterapkan oleh para kawula muda Surabaya, guna menghindari adanya dampak maupun tindakan perundungan siber tersebut secara tepat guna.

Sebab faktanya, menurut laporan UNICEF di tahun 2020, sebanyak 45 persen remaja di Indonesia mengaku terdampak akibat flaming. Umumnya, para korban merupakan remaja di rentang usia 14 hingga 24 tahun.

Apa Dampak Flaming bagi Remaja?

Perundungan Siber Remaja Self Esteem Indonesia
INFOGRAFIS: Satria Respati & Syahrian Naufal

Perundungan siber berupa flaming dapat memiliki dampak yang serius bagi remaja yang menjadi sasaran tindakan tersebut. Satria Respati menyebut bahwa terdapat berbagai dampak negatif atas perundungan siber berikut bagi remaja, diantaranya:

  1. Menurunnya rasa percaya diri dan harga diri, dimana para remaja yang menjadi sasaran flaming mungkin merasa tidak cukup baik atau tidak diakui oleh orang lain, sehingga dapat menurunkan rasa percaya diri mereka.
  2. Meningkatnya risiko gangguan mental. Perilaku flaming dapat menyebabkan remaja merasa tertekan, terbebani, atau tidak nyaman, yang dapat meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres.
  3. Menurunnya prestasi akademik di lingkungan pendidikan. Nyatanya, remaja yang menjadi sasaran flaming mungkin merasa tidak fokus atau tidak mampu berpikir dengan jernih, yang dapat menurunkan prestasi akademik mereka.
  4. Meningkatnya risiko substance abuse. Flaming turut meningkatkan kecenderungan stres dan tekanan emosional pada remaja, yang dapat meningkatkan risiko mereka untuk mencoba atau tergantung pada zat-zat terlarang seperti narkoba atau alkohol.
  5. Kekurangan dukungan sosial. Remaja yang menjadi sasaran flaming mungkin merasa terasing atau bahkan bisa menarik dirinya sendiri dari lingkungan sosialnya. Hal ini dapat mendorong dampak yang lebih buruk lagi apabila tidak adanya dukungan lebih lanjut.
  6. Adanya potensi bunuh diri. Remaja dengan tekanan sosial, mental, dan kepercayaan diri yang ekstrim, cenderung akan melakukan tindakan yang membahayakan diri dan dapat berujung pada hilangnya nyawa diri sendiri.

Apa Hubungan Perundungan Siber berupa Flaming dengan Self-Esteem Remaja?

Self-esteem atau rasa percaya diri merupakan salah satu faktor yang dapat terpengaruh oleh perundungan siber berupa flaming. Remaja yang menjadi sasaran flaming mungkin merasa tidak cukup baik atau tidak diakui oleh orang lain, sehingga dapat menurunkan rasa percaya diri mereka.

Namun, perundungan siber juga dapat memengaruhi self-esteem secara positif, misalnya jika remaja berhasil menghadapi dan mengatasi flaming dengan cara yang baik.

Dengan demikian, dalam penyuluhan tersebut, kedua mahasiswa UPN Veteran Jatim tersebut menekankan pentingnya menjaga rasa percaya diri dan tidak membiarkan flaming atau tindakan yang tidak pantas lainnya menghancurkan kepercayaan diri.

Remaja dapat memperkuat rasa percaya diri dengan memperhatikan etika online, menggunakan fitur “block” atau “mute” jika mengalami flaming, melaporkan tindakan tidak pantas ke platform media sosial, dan mencari dukungan dari orang yang terpercaya jika merasa tertekan atau terbebani.


Ditulis oleh Syahrian Naufal Alfarizy & Satria Respati Widura


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.