Pada hari Kamis (30/5) lalu, sejumlah mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai Aktivisme Digital dalam kelas Komunikasi Digital.
Kelas yang dipimpin oleh Dr. Irwan Dwi Arianto, yang juga merupakan pendiri dari Analisis Komunikasi berbasis big data ASIGTA, ditujukan bagi mahasiswa untuk mendalami terkait komunikasi digital secara teori dan prakteknya.
Mengukur Aktivisme Digital dalam Jejaring Sosial
temen² tau ga sih kalau jejak digital itu berbahaya?? walaupun kita sudah menghapus postingannya, tp ternyata postingan kita itu tidak sepenuhnya terhapus di server pusat, oleh karena itu kita harus bijak dalam bermedia sosial yaa!! @irwan_dwi_a #komdigupnvjt #upnvjt #nodexl pic.twitter.com/qQ3bQl2RSM
— Andani Aradhana (237) (@seblakjagung) May 23, 2024
Kelas Komunikasi Digital membuka peluang bagi mahasiswa untuk dapat memahami bentuk dari aktivisme digital (digital activism) yang terbentuk di beragam platform media sosial.
Dengan memahami metrik seperti jumlah followers, likes, komentar, dan shares, mahasiswa dapat mengukur efektivitas aktivisime pada jejaring sosial sekaligus mengevaluasi keberhasilannya dari segi perhatian dan keterlibatan dengan audiens.
Ambil Kasus Kontestasi Brand Air Mineral sebagai Studi
pada hari kamis dengan pertemuan mata kuliah Komunikasi Digital bersama dosen pengampu pak irwan mempelajari tentang Monitoring Brand dan Reputasi Digital di website brand24 dengan data asli membenarkan adanya Digital Activism. #komdigupnvjt #upnvjt #brand24 @irwan_dwi_a pic.twitter.com/VJgNHKdXKD
— zufar13 (@zufar1311791) May 30, 2024
Praktik menjadi hal esensial dalam kelas ini. Kelas Komunikasi Digital berisikan lebih dari 200 mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di UPN Veteran Jatim tersebut turut mendapat sesi praktik berupa isu yang saat ini tengah dibahas.
Salah satunya adalah kontestasi digital antara brand minuman air mineral Aqua dan Le Mineral.
Kontestasi digital tersebut kemudian menjadi sebuah studi kasus yang dianalisis dengan beragam alat, seperti NodeXL, guna mengidentifikasi keberhasilan brand tersebut untuk menarik perhatian sekaligus interaksi yang ada dengan konsumen.
Tagar #AirMinum yang digunakan di berbagai platform media sosial dilakukan analisis oleh para mahasiswa yang terdapat pada 4 kelas terpisah di kelas Komunikasi Digital tersebut.
Memanfaatkan aplikasi lain seperti ASIGTA dan Brand24, mahasiswa mendapatkan gambaran bahwa kedua brand belum dapat mendominasi jaringan percakapan seputar kontestasi tersebut.
Mengapa Mahasiswa Perlu Belajar Komunikasi Digital?
Melalui kelas Komunikasi Digital, Dr. Irwan menyebut bahwa mahasiswa UPN Veteran Jatim dapat belajar untuk mengidentifikasi kelemahan serta peluang dalam aktivisme digital yang terjadi di media sosial.
Analisis data yang dihasilkan dari praktik studi kasus kontestasi brand air mineral contohnya, menunjukkan bahwa strategi dari segi komunikasi pemasaran berbasis digital yang efektif memerlukan gambaran atas jaringan dan metrik untuk menentukan strategi yang tepat.
Kompetensi serta keterampilan digital membuka peluang bagi para mahasiswa di dunia kerja pada masa yang akan datang.
“Saya berharap bahwa lulusan program studi Ilmu Komunikasi (di UPN Veteran Jatim) dapat menjadi sarjana yang mampu menjadi seorang Competent Digital Communicologist yang tangguh dan bermoral tinggi,” tutur Dr. Irwan Dwi Arianto.
Kombinasi teori, praktik, dan pengetahuan etis diharapkan menjadi jembatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi digital mereka secara efektif dan efisien.