Warganet sempat heboh bahwa platform konten dewasa, OnlyFans, melarang materi tersebut kepada kreator konten. Tetapi, pada Rabu lalu kebijakan dari OnlyFans untuk melarang konten NSFW tersebut telah tertarik.
Apa sebab dari manajemen OnlyFans berubah pikiran untuk mengesahkan larangan konten NSFW tersebut?
Tunda secara sepihak
Thank you to everyone for making your voices heard.
We have secured assurances necessary to support our diverse creator community and have suspended the planned October 1 policy change.
OnlyFans stands for inclusion and we will continue to provide a home for all creators.
— OnlyFans (@OnlyFans) August 25, 2021
Mengitup dari Variety pada (25/8) lalu, manajemen OnlyFans akhirnya menginformasikan status kebijakan baru lewat media sosialnya. Kabarnya, mereka akan menunda pemberlakuan kebijakan anti-pornografi hingga waktu yang belum ditentukan.
“Kami telah mengamankan beberapa jaminan yang mendukung berbagai komunitas para kreator kami. Maka dengan itu, Kami menunda rencana perubahan kebijakan Kami yang semula berlaku pada 1 Oktober,” cuit manajemen platform tersebut.
Kebijakan baru OnlyFans melarang materi NSFW
Sempat diumumkan sebelumnya, situs platform pendanaan karya dari Inggris, OnlyFans, merencanakan akan restrukturisasi manajemen serta membatasi konten yang diperbolehkan termasuk konten dewasa.
Kebijakan pembatasan tersebut rencananya resmi berlaku pada (1/10) mendatang. Langkah tersebut merupakan bentuk kepatuhan kepada beberapa mitra perbankan sebagai pendukung platform tersebut.
Konten yang tidak boleh terpublikasi ke platform tersebut meliputi ragam konten eksplisit berikut pornografi dan pornoaksi.
Pernyataan tersebut yang tertulis pada Kamis (19/8) lalu, mendapati tanggapan dari berbagai pihak, termasuk tentunya warganet internasional. Kendati demikian, terdapati kabar bahwa sebagian besar kreator influencer yang mengandalkan platform tersebut merasa dirugikan akan kebijakan tersebut.
Sebagian besar kebijakan lainnya berupa larangan membuka jasa deepfake, kekerasan dan obat-obatan masih berlaku hingga saat ini.
Tentang OnlyFans
OnlyFans merupakan platform daring yang menjaring kreator konten sebagai fasilitas pendanaan untuk penggemar kreator. Layanan tersebut beroperasi di bawah perusahaan Fenix International Limited, dari kepemimpinan Tim Stokely sebagai pelopor platform tersebut.
Membuka server di London, Inggris, pada November empat tahun silam, semula platform tersebut adalah perantara finansial bagi pelaku karya secara daring. Namun, OF terakuisisi bisnisnya sebanyak 75% saham oleh Leonid Radvinsky, pemegang situs dewasa berfokus kepada livestreaming, pada 2018. Radvinsky kemudian mengambil alih operasional dari platform tersebut.
Pasca akuisisi usaha tersebut, OnlyFans mengalihkan fokus kepada konten-konten eksplisit dan mayoritas bercorak NSFW (Not Safe For Work). Meskipun demikian, profit hasil operasi platformnya melonjak naik dan pada tahun 2020 sempat menyentuh di kisaran 3.2 miliar dollar AS (sekitar 46 triliun Rupiah), melansir dari Fortune.
Platform tersebut sempat mendapat tuduhan kasus eksploitasi anak di bawah umur pada 2019. Mengutip dari BBC, manajemen OF telah lalai mencegah pengguna internet menjual konten-konten tersebut, terutama media elektronik berupa gambar dan video.
Siaran komunikasi untuk jangkauan Britania Raya sendiri juga telah melakukan investigasi terkait kasus eksploitasi tersebut 2020 silam, di kala negaranya sedang mengalami pembatasan selama pandemi.