Dibuka Setahun, Komunitas Salihara Buka Universal Iteration Kedua Bertajuk, “Intermissions”

Hadirkan enam seniman, salah satunya dari Jepang, pameran Universal Iteration kedua mengangkat tema umum menyinggung isu internet dan dampak lingkungan.

universal iteration
Gambar poster untuk galeri Universal Iteration: Intermissions. | Gambar: Komunitas Salihara

Telah terbuka melalui siaran langsung di YouTube resmi Sabtu (28/5) lalu, Komunitas Salihara secara resmi membuka lagi sebuah pameran bernama Universal Iteration, kali ini bertajuk “Intermissions”.

Galeri pameran ini dapat pengunjung akses melalui situs resmi Galeri Salihara, yang menghadirkan lima artis kurator Salihara dalam negeri dengan satu seniman dari Jepang.

Ide dari Pameran Universal Iteration Tahun Ini

Berbeda dengan penyelenggaraan pertama, Universal Iteration (UNIT) kali ini mengambil tema khusus, yaitu Intermissions untuk merespons sebab-akibat budaya internet. Penyelenggaraan sebelumnya tidak bertema dan sifatnya lebih praktis.

Selain itu pada tahun sebelumnya pameran teradakan dalam rentang waktu Mei-November 2021, maka tahun ini durasi pameran akan berlangsung satu tahun hingga Minggu (28/5/2023).

Tajuk Intermissions sendiri berasal dari permainan kata Internet emissions atau emisi internet, pameran ini berbicara mengenai dampak fisik yang mungkin terjadi akibat meningkatnya aktivitas di Internet.

Tajuk ini juga sengaja terangkat sebagai pengingat untuk mengambil jeda sejenak dari dunia maya yang tidak tersadari menimbulkan isu lingkungan baru.

Yakni meningkatnya emisi gas rumah kaca sebesar 1-5% karena penggunaan internet yang berlebihan.

Respons Terhadap Isu Internet dan Lingkungan

Contoh laman pembuka salah satu galeri karya XXLAB Yogyakarta, (R)EMISI. Gambar: XXLAB via Komunitas Salihara

Kurator pameran UNIT 2, Bob Edrian, menanggapi pameran ini bahwa ragam aktivitas di dunia maya tidak hanya menghasilkan keuntungan berupa kemudahan akses informasi serta terbukanya peluang-peluang baru di berbagai bidang.

Pameran berbasis daring ini, menurutnya, memfasilitasi pengunjung melihat fenomena dunia digital dan konsep ruang waktu yang terjadi di dalamnya sebagai tajuk utama.

“Pada kenyataannya, aktivitas-aktivitas virtual menghasilkan emisi berupa jejak karbon secara perlahan memberi pengaruhnya pada kondisi lingkungan,” jelas Bob Edrian.

Beliau menambahkan, gagasan Intermission menjadi tawaran untuk menelusuri kesadaran seniman dalam merespons isu internet dan lingkungan, dan tentunya juga isu manusia dan kemanusiaan.

Sementara itu, manajer Galeri Komunitas Salihara, Ibrahim Soetomo memaparkan bahwa pada Universal Iteration yang tergagas pada 2021, adalah upaya menggunakan ruang digital sebagai ruang pameran.

“Alih-alih memamerkan pameran virtual dengan memindahkan pameran-pameran dalam galeri luring ke ruang virtual, Universal Iteration menampilkan karya-karya seni digital, yang dipersiapkan dengan pola pikir digital, ke dalam pameran yang sepenuhnya digital,” jelasnya.

Pemilihan Seniman

Contoh laman pembuka salah satu galeri karya Yovista Ahta Jida, Ustartz-Bot. Gambar: Yovista Ahtajida via Komunitas Salihara

Dalam penentuan seniman UNIT, Bob Edrian menjelaskan bahwa pemilihan berdasarkan penentuan tema tahun ini yang banyak menyentuh wilayah batas atau terluar dari perkembangan teknologi internet.

Agar mengakomodasi gagasan-gagasan tersebut, dalam hal ini mencakup manusia dan lingkungan, nama-nama seniman kemudian dipilih berdasarkan spektrum kekaryaan mereka.

“Dari sejumlah seniman yang diajukan, indikator keselarasan karakteristik eksplorasi karya dengan tema pameran merupakan indikator yang paling utama,” jelas Bob Edrian.

Tidak hanya pameran, acara ini juga akan menghadirkan berbagai aktivitas lain selama satu tahun ke depan salah satunya adalah ‘Bincang Seniman’.

Bersama dengan para seniman UNIT, acara ini akan membahas lebih dalam mengenai karya-karya yang mereka pamerkan yang dapat pengunjung saksikan secara daring.

Salihara harapkan, melalui berbagai rangkaian aktivasi acara ini, para pengunjung dapat menumbuhkan sikap kritis terhadap isu-isu yang lahir di dalam dunia virtual baik yang berdampak terhadap lingkungan maupun terhadap sesama manusia lainnya.

Untuk mengakses galeri daring ini bisa NawaReaders akses lewat pranala resmi Galeri Salihara berikut ini.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.