Komunitas Salihara, salah satu pusat kesenian ternama di Indonesia, mengumumkan bahwa Musim Seni Salihara (MSS) segera digelar kembali pada 6 Agustus hingga 4 September 2022 mendatang.
Hal ini disampaikan melalui konferensi pers pada Rabu (27/7) kemarin di Salihara Arts Center, Jakarta.
Konferensi Musim Seni Salihara menghadirkan empat narasumber yaitu: Nirwan Dewanto (Direktur Program Komunitas Salihara Arts Center), Zen Hae (Kurator Komunitas Salihara Arts Center).
Selain itu, ada pula Josh Marcy (Koreografer dan penampil MSS), dan Heri Dono (Seniman dan penampil MSS lewat Pameran Kelana Boneka) yang hadir dalam konferensi tersebut.
Digelar Komunitas Salihara dengan Konsep Hybrid
Pada gelaran kali ini, Musim Seni Salihara 2022 akan menampilkan beragam pagelaran seni pertunjukkan oleh 14 seniman Indonesia dan mancanegara.
Masyarakat dapat menyaksikan pagelaran tersebut secara daring (online) di situs resmi Musim Seni Salihara, maupun luring (on-site) di Salihara Arts Center.
Mulai dari Boneka Koran Sena Didi Meme, Kuntilanak Mis Tjitjih, Papermoon Puppet Theatre, Wayang Baja Hitam Enthus, Wayang Faisal Kamandobat, Wayang Golek Sunandara Sunarya, Wayang Golek Den Kisot, Wayang Heri Dono, dan Wayang Ukur Sukasman.
Diskusi Sejarah Menjadi Terobosan Baru
Selain pertunjukan, untuk pertama kalinya pada acara Musim Seni Salihara yang telah diadakan sejak 2010 ini, mengadakan diskusi seni yang mana berbasis kesejarahan.
Menurut Nirwan Dewanto, kegiatan tersebut merupakan salah satu kontribusi yang tengah Komunitas Salihara lakukan, selain eksperimen seni dalam bentuk pertunjukan maupun pameran.
Program diskusi dengan nama Fokus! tersebut, akan bertema “Pertumbuhan Teater Modern di Indonesia“, yaitu membahas perjalanan teater dari era kolonial hingga pasca reformasi 1998.
Narasumber yang akan mengisi acara Musim Seni Salihara tahun ini ialah Arthur S. Nalan, Barbara Hatley, Benny Yohanes, Cahyaningrum Dewojati, Goenawan Mohamad, Ibed S. Yuga, Kurniasih Zaitun, M Yoesoef, Matthew Isaac Cohen, N. Riantiarno, Slamet Rahardjo, dan Yudi Ahmad Tajudin.
Beragam Tantangan Sebelum Menyelenggarakan
Meski demikian, penyelenggaraan Musim Seni Salihara tahun ini yang akan pula digelar secara luring setelah sebelumnya secara daring akibat pandemi COVID-19, tidak lepas dari beragam tantangan yang ada.
Nirwan mengungkapkan, bahwa tantangan tersebut mulai dari memastikan amannya kondisi selama event berlangsung, demi kesehatan penonton serta pemain pertunjukan.
Sebab, pertunjukan dari Komunitas Salihara ini sudah tentu baik penonton maupun pemain akan hadir secara bersamaan, yang mana tidak seperti pameran pada umumnya.
Karena pameran tersebut, jelas Nirwan, bisa diatur kehadirannya secara bergilir sehingga dapat mengurangi resiko penularan COVID-19.