IKN Smart City Digaungkan, BSA: Waspada Ada Software Bajakan

BSA meminta pemerintah waspada IKN yang mengusung konsep smart city disusupi software bajakan, karena dampak dan realitanya bukan main.

IKN smart city
Salah satu desain bangunan pada IKN | Foto: BSA | Edit: M. D. Azani

IKN atau Ibu Kota Nusantara, digadang-gadang menjadi kota di Indonesia yang mengusung konsep smart city.

Smart city melansir dari ID Networkers, adalah kota yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari.

Melihat hal tersebut, BSA | The Software Alliance meminta dalam agar membangun dan menjalankannya, tidak diwujudkan dengan keberadaan software bajakan.

Dampak Software Bajakan dalam Smart City IKN

software bajakan
Ilustrasi software bajakan | Foto: iPleaders | Edit: M. D. Azani

Alasan dari jangan sampai ada software bajakan dalam sistem smart city IKN, ialah dari data Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN).

Disebutkan bahwa per Agustus 2023, Indonesia mengalami peningkatan serangan cyber yang siginifikan sebanyak 219.414.104 kali.

Serangan yang diakibatkan penggunaan software bajakan tersebut, membawa virus dari mulai Malware hingga Ransomware.

Melansir dari Cloudmatika, Malware merupakan perangkat lunak yang dapat merusak sistem, jaringan, dan server komputer.

Sedangkan Ransomware melansir dari Linknet, adalah virus yang menyerang sistem enkripsi data pada perangkat.

Marak Pada Proyek Infrastruktur di Asia Tenggara

Proyek IKN
Proyek pembangunan IKN | Foto: BSA | Edit: M. D. Azani

Selain itu, ditemukan penggunaan software bajakan pada proyek infrastruktur beberapa negara di Asia Tenggara.

Mulai dari Thailand, ditemukan distributor alat pengukur yang menggunakan 8 salinan software AutoCAD bajakan untuk pembuatan perangkat di proyek infrastruktur negara tersebut.

Lalu Malaysia, ditemukan beberapa perusahaan konsultan desain dan teknik yang menghasilkan hingga 1,5 juta Dolar Amerika dari proyek infrastruktur nasional lewat software bajakan.

Sehingga dikhawatirkan hal ini bisa terjadi pada Indonesia selaku tetangganya, yang mana memiliki proyek IKN dengan konsep smart city.

BSA Ungkap Sebab dan Solusinya

BSA
Tarun Sawney| Foto: BSA | Edit: M. D. Azani

Menurut Tarun Sawney selaku Direktur Senior BSA, bahwa hal tersebut bisa terjadi karena 2 hal.

“Sengaja memakai software bajakan atau mengelola aset software secara tidak efektif, sehingga desainer mereka menggunakan software bajakan”, ungkap Sawney.

Maka sebagai solusi tambah Sawney, pemerintah harus mengalokasikan dana investasi IKN untuk konsep smart city dengan benar.

Dalam hal ini, memilih serta mengarahkan perusahaan teknik dan desain yang menjadi vendor menggunakan software legal.

Menurutnya dari dana yang mencapai hingga 523 triliun Rupiah tersebut, di antaranya bisa dengan mudah untuk membeli software legal.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.