Jakarta – Kerusuhan yang terjadi di depan gedung Bawaslu pada hari Rabu, 22 Mei 2019, membuat polisi harus bekerja sangat keras demi mengamankan keadaan. Beragam cara dijalankan agar kondisi dapat menjadi kondusif.
Selain menangkap sejumlah 62 orang yang diduga sebagai provokator aksi ini, Polda Metro Jaya juga sempat mengamankan uang dolar sejumlah USD 2.760 ribu dari salah seorang anggota massa yang ricuh di depan gedung Bawaslu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, mengatakan bahwa uang tersebut adalah uang operasional massa aksi yang merusuh saat tengah berlangsung. Ia juga mengatakan bahwa uang tersebut dibawa oleh massa yang berasal dari luar DKI Jakarta. Sang tersangka pembawa uang dolar tersebut pun juga menyatakan bahwa ia mendapat uang dari salah satu pihak yang sampai saat ini masih menjadi buronan polisi.
“Uang dolar ini didapat dari Lombok, peserta dari Lombok, ini di tempat kejadian perkara di Bawaslu,” ujar Argo.
Selain itu, pihak kepolisian juga mengamankan uang di dalam amplop berisi sekitar Rp 200.000,00 hingga Rp 500.000,00 dari massa aksi di daerah Petamburan. “Ada uang masuk di amplop dan ada nama-namanya, untuk siapa saja. Uangnya Rp 200-500 ribu di amplop ini. Kemudian ada uang Rp 5 juta untuk operasional massa di Petamburan,” kata Argo.
Seperti yang diketahui, pada Rabu (22/5), terjadi kerusuhan oleh massa pendukung paslon Prabowo-Sandiaga di depan gedung Bawaslu. Aksi ini terjadi karena pendukung paslon Prabowo-Sandiaga menolak hasil rekapitulasi pemilu KPU, yaitu pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai pasangan presiden dan wakil presiden RI untuk lima tahun ke depan.
Serangan dimulai dari hari Selasa (21/5) yang bertempat di kawasan Tanah Abang, lalu hari ini juga terjadi aksi di kawasan MH Thamrin, Petamburan, Slipi, dan Kemanggisan. Sekitar pukul 22.25 WIB, suasana di sekitar MH Thamrin sudah mulai kondusif.
Sumber: detikNews, CNN Indonesia
