Dalam Setahun, Pengusaha Mikro Mitra Amartha Berlipat Ganda

JAKARTA, 22 Maret 2019 – Perusahaan fintech peer to peer (p2p) lending terpercaya Amartha, kini semakin agresif dalam membantu pengusaha mikro perempuan di awal tahun 2019. Total, jumlah pelaku usaha mikro perempuan di pedesaan yang menjadi mitra Amartha sudah mencapai 207,000 orang per Maret 2019, dengan total dana yang disalurkan mencapai 900 miliar rupiah. Mereka tersebar di 3.500 desa di pulau Jawa.

Jumlah pelaku usaha mikro perempuan mitra Amartha ini bertambah hampir dua kali lipat dibanding jumlah penerima tahun 2018 yang mencapai 110.393 orang, tumbuh lebih cepat dibanding tahun – tahun sebelumnya.

Founder dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengatakan peningkatan ini tak terlepas dari kepercayaan para pelaku usaha mikro kepada Amartha. Amartha sendiri telah memberikan edukasi keuangan serta mengupayakan sistem tanggung renteng yang telah berlangsung sejak 2010.

“Selain menerima pendanaan, mereka juga mendapatkan pelatihan literasi keuangan, pemeriksaan kesehatan gratis, edukasi tentang lingkungan untuk memastikan mereka mampu mengelola keuangan dengan baik, usahanya terus berjalan dan tumbuh dan kualitas hidup mereka juga lebih baik,” kata pria yang akrab disapa Taufan ini.

Pesatnya pertumbuhan mitra karena teknologi machine learning yang digunakan Amartha untuk menghasilkan credit scoring bagi mitra yang unbankable atau tidak laik bank. Teknologi ini memungkinkan proses peminjaman bisa selesai dalam waktu kurang dari 30 menit. Amartha juga menyeleksi para mitra dengan bantuan teknologi, yang kemudian, diiringi dengan pendampingan mingguan, dan literasi keuangan.

Taufan menjelaskan Amartha mendidik mitra usaha Amartha agar disiplin, tangguh dan bekerja sama melalui tanggung renteng. Karakter ini merupakan jalan bagi mitra usaha Amartha untuk mencapai kesejahteraan lebih baik.

100 persen pengusaha mikro di Amartha adalah perempuan di pedesaan. Hal ini sesuai dengan sustainable development goals yang digagas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui pilar pengentasan kemiskinan, partisipasi perempuan dalam pembangunan dan pengurangan ketimpangan pendapatan di pedesaan.

Promosikan Perempuan Tangguh

Pelaku Usaha Mitra Amartha

Sejak tahun lalu, Amartha memilih Perempuan Tangguh sebagai bentuk apresiasi bagi mitra terpercaya Amartha dan upaya untuk mempromosikan sikap teladan perempuan indonesia yang mampu berkontribusi aktif dalam perekonomian di desa.

Salah satu pemenang Perempuan Tangguh Amartha 2018, Ade Sholihah (42) mengatakan bahwa dirinya semakin berdaya dengan dana usaha yang didapatnya melalui Amartha. “Karena mereka bantu saya juga dalam membangun usaha ini, saya tidak pernah terlambat membayar. Waktu pertama kali masuk Amartha mendapatkan pendanaan sebesar Rp 3 juta dan sekarang sudah bertambah jadi Rp 7 juta,” katanya.

Ade merupakan salah satu perempuan tangguh di Amartha yang terus berjuang untuk meningkatkan ekonomi keluarganya. Dengan berjualan bubur ayam, dia mampu menyekolahkan anaknya hingga mendapatkan gelar sarjana. Impian dan semangat inilah yang ingin ditularkan pada semua ibu-ibu Amartha di seluruh pulau Jawa dan mendorong Amartha untuk terus memajukan ekonomi di desa.

Pertemuan Perempuan Mitra Amartha

Para pengusaha mikro perempuan Amartha berasal dari pelosok pedesaan, dan tidak laik perbankan karena tidak memiliki dokumen usaha resmi, sampai tidak memiliki riwayat kredit. Sehingga mereka sulit mendapatkan pendanaan usaha dari bank atau lembaga keuangan konvensional lainnya. Agar bisa mengangkat kualitas hidup lebih banyak perempuan pengusaha mikro, Amartha, membuka point (cabang Amartha) di beberapa daerah.

“Untuk menjangkau mereka, Amartha memiliki jaringan tim lapangan yang berkeliling mengendarai sepeda motor dan memberikan pelayanan serta pelatihan kepada kelompok-kelompok di wilayah kerjanya.” ujar Taufan.

Tentang PT Amartha Mikro Fintek (Amartha)

 PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) didirikan oleh Andi Taufan Garuda Putra pada bulan April 2010 sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dengan misi menghubungkan pelaku usaha di pedesaan yang kesulitan mendapat modal usaha.

 Pada 2015, Amartha resmi bertransformasi menjadi perusahaan fintech  dengan layanan peer to peer (P2P) lending yang menghubungkan pengusaha mikro (UKM) perempuan di pedesaan dengan pendana di kota  secara online.

Amartha telah berhasil menekan risiko gagal bayar (NPL) mendekati 0% selama 8 tahun terakhir, dengan total dana tersalurkan lebih dari Rp 918 miliar kepada lebih dari 207,000 mitra usaha perempuan di pedesaan. Risiko terukur, pendanaan dengan dampak sosial yang menguntungkan.

Amartha percaya dengan terus memudahkan akses pendanaan untuk usaha mikro dan kecil akan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat piramida bawah, membangun ketahanan ekonomi, dan mewujudkan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website www.amartha.com 


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.