Lewat DreadOut The Movie, Lyto Dukung Industri Perfilman Indonesia

JAKARTA, 2 Januari 2019 —Lyto, sebagai distributor game terbesar di Indonesia, mendukung perkembangan industri perfilman di Indonesia. Melalui film DreadOut The Movie. Perusahaan yang awal mulanya hanya bergerak di industri games ini memberikan dukungannya dengan menjadi salah satu investor di film DreadOut.

“Ini merupakan langkah baru bagi Lyto untuk terlibat langsung dalam sebuah produksi film. Ketertarikan untuk menjadi investor di Film ini tidak lain karena Film DreadOut adalah film pertama yang diadopsi dari game. Film yang memang layak kami support,” kata Founder/CEO Lyto, Andi Suryanto, saat bertemu dengan media di Jakarta, Rabu (2/1).

Menurut dia, Lyto sangat mengapresiasi seluruh pihak dan talent yang mendukung suksesnya pembuatan film DreadOut. Apresiasi ini, jelasnya, juga harus diberikan masyarakat luas dengan menonton film besutan Kimo Stamboel ini.

“Masyarakat harus juga mengapresiasi film DreadOut ini karena ini merupakan karya anak Bangsa dari filmnya hingga game nya sendiri,” ungkapnya.

Dia mengajak para gamers Indonesia untuk mendukung dan mengapreasiasi film DreadOut dengan membeli tiket nonton film DreadOut the Movie di goc.id. “Kalian bisa mendapatkan special item dalam game yang dipublish oleh Lyto setiap pembelian tiket nonton Film DreadOut,” katanya.

Sebagai game creator dan CEO Digital Happiness, Rahmat Imron juga mengungkapkan rasa antusiasnya karena DreadOut akhirnya dapat menjadi game pertama yang diadaptasi menjadi film.

“Saya sangat antusias, akhirnya setelah menunggu sekian lama, game DreadOut diangkat ke layar lebar. Kami percayakan game ini untuk digarap menjadi film layar lebar kepada Goodhouse.id sebagai rumah produksinya. Sekaligus kami juga sangat berterima kasih kepada tim Lyto yang telah mendukung produksi film ini. Terlebih Kimo Stamboel terlibat dalam film ini yang merangkap menjadi produser sekaligus sutradara. Saya adalah penggemar film Kimo, sehingga secara optimis film DreadOut akan sukses.” ucapnya.

Tanggapan Goodhouse.id

Sementara itu, Produser Film DreadOut Wida Handoyo mengatakan Lyto sangat berkontribusi banyak dalam produksi film bergenre horor ini. Dengan adanya dukungan Lyto, ungkapnya, tim DreadOut semakin optimis karena bergabungnya kekuatan potensi market yakni dari penggemar film horror dan komunitas gamers.

“Kami dari Goodhouse.id sangat berterimakasih atas dukungan Lyto. Tentunya dengan adanya dukungan dari Lyto akan mampu menjangkau pasar yang lebih luas. Selain itu, diharapkan melalui film ini menjadi pelopor bagi para gamers dan developer game di Indonesia untuk semakin semangat dalam berkarya di industri kreatif.” Ujarnya.

Ia menambahkan, “Rencananya film ini, seperti gamenya tidak hanya akan dipasarkan di dalam negeri tapi juga akan dipasarkan secara internasional. Untuk itu selain bekerjasama dengan SkyMedia (Screenplay) dan Lyto game, kami juga bekerjasama dengan CJ Entertainment dari Korea. Semoga film ini tidak hanya sukses di pasar lokal, tapi bisa juga sukses di pasar internasional dan menjadi film karya anak bangsa yang dapat dibanggakan di mata dunia”.

Selain itu, Goodhouse.id juga mengajak salah satu gamers professional bernama Muhammad Ikhsan yang sering dikenal sebagai “Iksan Lemon” bermain dalam film DreadOut. “Aku sangat excited dapat berkontribusi dan turut berperan dalam film pertama yang diadaptasi dari game karya Indonesia sekaligus merupakan pengalaman perdana untuk berakting di film karya Kimo Stamboel ini.”

Sinopsis Film

Film DreadOut menceritakan tentang sekelompok siswa SMA yang berharap mendapatkan popularitas di media sosial. Sekelompok siswa SMA ini pergi ke apartemen kosong, mereka sengaja mengunjungi di gedung tersebut untuk merekam kegiatan mereka selama disana. Tidak sengaja, salah satu anggota kelompoknya, Linda, membuka portal misterius dan membangunkan penunggu alam gaib berkebaya merah, seperti di dalam gamenya, yang menyeret mereka ke dalam neraka.

Film DreadOut akan rilis Januari 2019, disutradarai dan diproduseri oleh Kimo Stamboel (“Rumah Dara”, “Killers” “Headshot”), Wida Handoyo (Petak Umpet Minako 2017) dan Edwin Nazir (9 Summers 10 Autumns 2013).

Tentang Lyto Indonesia

LYTO (www.lyto.net) didirikan pada tahun 2003 di Indonesia. Sebagai penerbit game online terbesar di Asia Tenggara, misi Lyto adalah untuk memberikan cara baru dalam pengalaman bermain game. Salah satunya melalui pengenalan Game Online Multiplayer Massive (MMOGs). Dengan lebih dari 600 karyawan, Lyto telah menerbitkan banyak game
termasuk game online PC, game Mobile ke game Web. Lyto berhasil mempertahankan pelanggan setia lebih dari 50 juta pengguna di dalam wilayah portal “LYTOGAME”.

Tentang Digital Happiness

Dimulai sebagai pengembang game Indonesia pertama yang berhasil pada proyek crowdfunding, DreadOut telah menjadi judul kultus di antara penggemar horor niche di seluruh dunia. Dari 2014 Dread Universe telah berkembang menjadi media yang berbeda dari video game, comic, Live action, movie adaptation sebagai proyek kolaborasi internasional di bawah goodhouse.id dengan Nikkatsu dan CJ entertainment dinyatakan untuk rilis pada 2019. Sebagai pengembang Indonesia, kami berdedikasi dalam mengeksplorasi warisan budaya negara yang kaya dan menerapkannya ke dalam budaya kita, konsep permainan. Karena Digital Happiness percaya melalui konten lokal dapat memiliki banyak keunikan untuk ditawarkan dan menarik secara global juga.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.