Rifai Pamone, Jurnalis MetroTV Meninggal Dunia dan Sosoknya

JAKARTA – Menjelang tutup tahun 2018, kita pasti menunggu kabar sukacita. Namun kali ini, kabar dukacita datang menghampiri dari dunia jurnalistik Indonesia. Jurnalis dari stasiun televisi berita pertama di Indonesia, MetroTV, bernama Rifai Pamone meninggal dunia pada hari Jumat (28/12) pukul 05:50 WITA.

“Keluarga besar MetroTV mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya sahabat kami dan saudara kami tercinta Rifai Pamone,” tulis akun Instagram MetroTV yang diakses pada Jumat (28/12).

Pria kelahiran 12 November 1981 ini meninggal di usia 37 tahun ini diketahui meninggal dunia dikarenakan mengalami kanker kelenjar getah bening. Jenazahnya akan dimakamkan pada hari ini (28/12) selepas salat Ashar.

“Seminggu ini memang sedang di Kendari. Insya Allah akan dimakamkan ba’da zuhur di samping makam ibunya di Kendari. Mohon doa untuk Pamone,” kata Anie Rahmi, presenter MetroTV, kepada kumparan, Jumat (28/12).

Kronologi Rifai Pamone Tutup Usia

Dikutip dari grid.id. Pria kelahiran Halmahera, Maluku Tengah ini sudah pernah dirawat di rumah sakit Siloam, Jakarta pada sekitar bulan Agustus. Saat itu kondisinya mula membaik dan akhirnya bisa bertugas kembali layaknya jurnalis lainnya.

Hingga pada minggu lalu, ia dibawa pulang ke kampung halamannya di Kendari, Sulawesi Tenggara. Dikutip dari mediaindonesia.com, kakak kandung dari Rifai Pamone, Yusuf Pamone mengatakan “Sebenarnya kami juga tidak menyangka. Memang karena sempat sesak nafas, berdahak, kami sempat bawa ke RS kemarin sore jam 5 sore Wita.”

Ika Purwati, istri Rifai Pamone yang dihubungi oleh tribunnews.com, mengatakan “Lalu pulang ke Kendari baru masuk rumah sakit kemarin sore. Sudah agak bagus saya lihat. Jam 4 subuh tadi drop lagi. Pukul 6 kurang 10 menit, sudah pergi.”

Mengenang Kisah Hidup Rifai Pamone

Rifai Pamone
Rifai Pamone saat bekerja di Agropolitan Televisi | Agropolitan Televisi

Ia memulai sebagai ‘kuli tinta’ di televisi lokal milik Pemerintah Kota Batu, Agropolitan Televisi, mulai tahun 2005. Dikutip dari salah satu presenter ATV, Dave Nirvana, Fai (nama panggilannya) membawa banyak program dan paling diingat pada saatnya adalah Pisbuk dan ATV Newstainment. Pria yang memiliki tinggi 170cm pada masanya mendukung untuk melakukan liputan-liputan bersama ATV dulu.

Kemudian anak ke 5 dari 6 bersaudara ini memulai jenjang karir selanjutnya di MetroTV stasiun Jawa Timur yang berpusat di kota Surabaya. Mulai tahun 2012, seluruh karya jurnalistiknya bisa disaksikan di MetroTV sebagai presenter maupun reporter lapangan. Dan di tahun 2015, dia ‘naik pangkat’ ke MetroTV di Kedoya, Jakarta sebagai reporter dan sekaligus presenter untuk program Selamat Pagi Indonesia Akhir Pekan.

Karyanya yang mengalami viral yakni pada saat ia meliput aksi damai 212 yang diselenggarakan di Monas, Jakarta. Ia mengalami diskriminasi oleh beberapa peserta, namun dia tetap tegar untuk meliput aksi tersebut dengan tenang dan tidak terprovokasi. Kecintannya pada profesinya menyebabkan ia selalu mengedepankan keakuratan, keberimbangan, dan ketangguhan dalam menyampai peristiwa penting.

Selain ia meliput aksi tersebut, ia juga meliput berbagai peristiwa penting seperti peristiwa meletusnya gunung Kelud pada Februari 2014, kebakaran hutan dan lahan di pulau Sumatera, liputan ibadah Haji 2016 dengan menyampaikan fakta di lapangan secara lugas dan cerdas.

Sosoknya di Mata Tokoh Penting, Rekan Kerja, dan Keluarga

Sejumlah tokoh penting yang pernah ditemuinya pun ikut berduka atas kepergian jurnalis yang santun ini. Salah satunya adalah Walikota Surabaya, Tri Risma Harini, “Dia sangat sopan dan santun, dan dia baik kepada semua orang yang ditemuinya. Bukan hanya saya sebagai narasumber, tapi seluruh staf dan ajudan saya, dia baik.” ungkap Tri Risma Harini yang dikutip dari program Newsline.

Termasuk juga Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, yang mengenal sosok Rifai saat menjadi presenter MetroTV Surabaya, kaget mendengar kabar duka ini. Menurut dia, almarhum adalah sosok inspiratif yang menjalankan tugas dengan baik, sungguh-sungguh, dan rileks.

“Ketika bertugas di Jawa Timur dia tanpa mengenal lelah dan selalu ceria,” kenang Gus Ipul saat dihubungi Selamat Pagi Indonesia dikutip dari metrotvnews.com.

Di mata rekan kerjanya, ia dikenal sebagai sosok yang tangguh, ramah dan bersahabat dengan semuanya. Pemimpin Redaksi MetroTV, Don Bosco Selamun merasa kehilangan atas kepergian Rifai. Dia mengapresiasi segala keras keras yang telah diberikan Rifai dalam menjalankan tugasnya.

“Selamat jalan Fai. Terima kasih atas senyummu. Terima kasih atas kegembiraan yang Kau bagi selama bersama,” ungkap Don Bosco.

Bahkan Direktur Utama MetroTV, Suryapratomo mengenai Rifai sebagai sosok wartawan yang luget, pekerja keras, tetapi mempunyai semangat yang tinggi, dan cepat untuk bisa berkembang.

Salah satu rekan kerjanya, Robert Harianto mengungkapkan sosoknya sebagai orang yang membawa keceriaan dimana, tidak pernah baper bila bercanda. Dan sosoknya bisa mengubah kepribadian Robert karena kecintaannya sebagai jurnalistik.

https://www.instagram.com/p/Br6ZfCLAp5a/

Di mata saudaranya, kakaknya, Yusuf Pamone, ia dikenal sebagai sosok yang baik, yang sayang kepada keluarga. “Dia senang menghubungi keluarga. Saat pulang kampung, dia suka keliling dan silaturahmi keliling keluarga,” tambahnya.

Sebagai bentuk solidaritas, karyawan Media Group melakukan salat gaib untuk mengantarkan doa atas kepergiannya ke Rahmatullah. Dia dimakamkan di TPU Kelurahn Kambu, Kendari.

 


Kami segenap keluarga besar Nawala Karsa turut berbelasungkawa atas kepergian mendiang, sosoknya dimata kami akan selalu dikenang.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.