[REVIEW FILM] Ponoc Short Film Theatre Vol.1 – Modest Heroes

Ponoc Short Film Theatre merupakan pilihan animasi film pendek yang ditayangkan di CGV Grand indonesia untuk Pekan Sinema Jepang 2018. Film animasi pendek ini disutradarakan oleh tiga orang berbeda yakni Hiromasa Yonebashi, Yoshiyuki Momose, dan Akihiko Yamashita.

Diproduksi oleh Studio Ponoc pertama kali tayang pada 24 agustus 2018 di tempat asalnya, proses pembuatan film ini sendiri sebenarnya berjumlah empat film animasi pendek. Film ke empat ditiadakan dikarenakan Sutradara Ghibli, Isao Takahata telah wafat.

Sebelum film dimulai akan ada sambutan perkenalan untuk Sutradara film Ponoc Short Film, Yoshiyuki Momose dan Produser film sendiri yang sekaligus juga pendiri Studio Ponoc, Yoshiaki Nishimura setelah itu film dimulai secara perdana.

Kanini & Kanono, kisah saudara kepiting yang terpisah dari orang tua

Kanini & Kanino, Alkisah kedua saudara kepiting di tengah terjadi musibah mereka harus mencoba bertahan hidup di dasar laut mencari ayah mereka yang terbawa arus sungai. Film pendek dengan durasi 15 menit ini mampu mempertahankan animasi cukup spektakuler seakan-akan kita terjebak dalam dunia fantasi dasar laut.

Animasi yang membuat terpukau semua penonton bagian Air laut terlihat sangat realistik dan bagaimana animasi ini dapat dipoles dengan indah. Suasana dalam film ini cukup mencekam dengan mengabungkan animasi CGI seperti ikan.

Bagian Musik cukup memuaskan yang terlibat dalam bagian When Marnie Was There dan Mary and The Witch’s Flower, Takatsugu Muramatsu. Alunan musiknya terdengar nyaman dan bimbang.

Skema cerita terasa mendebarkan, tanpa diakhiri keharuan saat terpisahnya kakak-beradik kepiting dengan orang tua. Walaupun mereka sangat kecil tapi tekad mereka cukup besar menghadapi rintangan besar yang mengancam ras mereka.

Film animasi pertama ini disutradarai oleh Hiromasa Yonebayashi, yang terlibat banyak sebagai kunci animasi ghibli lainnya.

Life Ain’t Gonna Lose, Sakit Alergi bukan masalah kecil? Yakin?

Life Ain’t Gonna Lose atau Samurai Egg, merupakan film animasi kedua berdurasi 15 menit. Berdasarkan kisah nyata oleh anak yang terserang alergi mematikan Anafilaksis yang memiliki dampak sangat berbahaya.

Film pendek ini menceritakan kehidupan seorang ibu dan anaknya bernama Shun. Hari berganti hari si anak tiba-tiba saja terkena penyakit alergi telur saat dibawa ke rumah sakit.

Animasi yang tampak indah dalam karakter, latar gambar, pewarnaan dan suasanya begitu ceria, walau memang ada penurunan animasi di pertengahan. Dampak penyakit Alergi ini terasa dibuat serius dan dramatis, film ini menjadi pelajaran penting agar selalu menjaga pola hidup sehat.

Adegan yang menarik bagi saya adalah saat shun pulang ke rumah dan bersiap memakan es krim. Perspektif visual ini dikaji baik dari detil sebuah sendok makan dan lelehan es krim.

Kenapa judulnya Samurai Egg, Akan terjawab disaat kalian menonton sepanjang film ini dari hubungan samurai dan telur. Jawaban tersebut ada pada saat gigi Shun yang tiba-tiba saja lepas saat menyikat gigi.

Masanori Shimada terlibat dalam musik film animasi pendek ini, mengambil bagian aransemen pembuka kedua Gintama dan dothack//Legend of the twillight.

Sutradara film kedua ini digarap oleh Yoshiyuki Momose, yang kebetulan saat Pekan Sinema Jepang 2018 berlangsung bisa hadir memeriahkan acara. Momose pernah terlibat besar dalam proyek game Level-5. Sebagai sutradara animasi game serial Ni No Kuni dan Ni No Kuni II Revenant Kingdom sebagai Karakter Desainer.

Invisible, Si Penyendiri tak terlihat tapi heroik 

Film terakhir berjudul Invisible ini merupakan film favorit saya dengan alur yang menarik selain dari dua judul film pendek sebelumnya. Saat ditonton memang terasa membingungkan tetapi memiliki makna tersembunyi. maaf sedikit spoiler.

Karakter utama di cerita ini memiliki sosok tak terlihat seperti tak dianggap, hidupnya penuh melankolis, kesehariannya bekerja dan bekerja. Semua orang tak dapat melihatnya. Akankah ia bisa diakui selama hidup di bumi?

Film ini sendiri cukup membingungkan bila kalian yang tidak suka alur cerita begitu berat dan rumit. Walaupun selang bagian akhir gampang dicerna.

Animasi dari Invisible sendiri terlihat sunyi dan kesepian, muncul seorang pria buta membawa anjingnya yang mempertanyakan sosok tak terlihat. Tergambarkan mereka berdua terlihat memiliki masalah yang sama.

Bagian musik begitu menegangkan dipenuhi aksi yang muncul dibagian klimaks, Yasutaka Nakata sajikan musik tidak biasa. Dikenal mengerjakan musik pembuka One Piece Film Z dan juga beberapa film animasi layar lebar Crayon shin-chan.

Akihiko Yamashita, Sutradara film animasi ini dikenal membuat animasi pembuka/penutup dari Serial Experiment Lain, sutradara animasi game untuk game Suikoden 1 & 2, dan Karakter desainer game Wonder Project J2 untuk Nintendo 64 oleh Enix (nama besar yang terlibat Dragon Quest).

KESIMPULAN

Tiga cerita dibalut menjadi satu yang membawa kita sebagai saksi penting Antalogi film pendek ini. Menawarkan keunikan dari ketiga animasi berbeda, film pembuka pertama menjadi andalan mereka untuk semua penonton termasuk saya sendiri. Kualitas animasi sungguh akurat dan realistik dari latar laut seperti nyata cukup membuat saya terkagum-kagum.

Ketiga Animasi pendek ini sangat layak ditonton, bagi kalian yang menikmati animasi seperti Ghibli. Yoshiyuki Momose seperti pahlawan tanpa tanda jasa yang cukup terlibat dengan karya Isao Takahata.

Khusus pada tanggal 9 desember ini, Yoshiyuki Momose dan Yoshiaki Nishimura melakukan Talkshow bersama semua penonton. Sementara tanya jawab hanya bisa disampaikan sedikit saja karena keterbatasan waktu untuk pemutaran film selanjutnya setelah film berakhir akan ada meet & greet bersama mereka.

Film Animasi Pendek Ponoc ini akan tayang kembali di CGV Indonesia pada hari sabtu tanggal 15 desember. Selain itu Pihak Pekan Sinema Jepang memutarkan secara gratis A Giant Warrior Descends on Tokyo film Tokusatsu oleh Hideaki anno.

Studio Ponoc sendiri mendeskripsikan film pendek ini sebagai kisah-kisah pahlawan sederhana di zaman kita.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.