[Review Komik Mangamon] Birdmen, Komik Shounen ‘Burung’ Yang Apik

Birdmen (bukan filmnya Michael Keaton) adalah sebuah seri komik yang ditulis oleh Tanabe Yellow. Namanya mungkin asing, tapi karyanya soal biksu supernatural Kekkaishi pasti tidak asing lagi. Birdmen ini pertama kali terbit di tahun 2013 melalui Weekly Shounen Sunday dan sampai sekarang sudah mencapai volume 13.

Komik bergenre action-supernatural ini berpusat tentang legenda urban mengenai kehadiran manusia bersayap. Setiap ada yang teriak meminta bantuan, makhluk misterius itu bakal datang untuk menolong mereka. Hal ini menarik perhatian Eishi Karasuma dan juga sejumlah siswa SMP lainnya untuk mencari kebenaran soal sang manusia burung. Tetapi, ada harga yang harus mereka bayar untuk rasa penasaran tersebut.

Salah satu hal yang benar-benar membedakan Birdmen dari komik-komik shounen lain adalah pandangan tokoh utamanya. Di sepanjang cerita, Eishi adalah orang yang benar-benar penyendiri meski bukan atas kemauannya. Alhasil yang terbesit di pikirannya adalah persepsi yang sinis soal pertemanan dan masa depan. Pokoknya dia tokoh yang melankolis, dan ini adalah angin segar buat komik demografik shounen yang melulu isinya soal optimisme. Bukan berarti optimisme itu buruk, tetapi sekali-sekali menyaksikan karakter yang introspektif itu menyenangkan.

birdmen eishi
Salah satu monolog Eishi yang mengisi komik ini.

Di lain sisi, Birdmen juga sudah berhasil membangun interaksi yang bagus antara Eishi dan kawan-kawan barunya yang dia kenal. Komedi yang muncul di sela-sela percakapan tidak pernah meleburkan keseriusan cerita. Kalaupun iya, mereka justru membuat tokoh-tokoh di sini lebih memiliki watak. Tapi sudah cukup soal karakternya.

Untuk artstyle, Tanabe Yellow memanfaatkan gaya yang minimalis. Garis dari objek terlihat tegas dan tipis sehingga menimbulkan kesan bersih di keseluruhan komik. Namun pengecualian terjadi untuk karakter-karakter yang bernuansa gelap, khususnya pada tokoh birdman. Shading yang ditorehkan cukup detil untuk membuat kesan gagah dan menyeramkan.

birdmen

Sebenarnya sebelum selesai membaca jilid pertama, saya sempat berharap kalau komik ini bakal jadi semacam geng detektif remaja yang menyelidiki sebuah mitos manusia burung. Namun plot ternyata berubah di luar ekspektasi. Tidak dipungkiri kalau pola cerita umum terlihat di dalam komik ini. Pola yang dimaksud adalah cerita simpel berubah menjadi rumit ketika karakter-karakter kuat atau lebih berpengalaman dikenalkan. Meski begitu, Birdmen tetap memiliki unsur cerita supernatural yang sangat menarik buat diikuti.

Verdict

Pada akhirnya, Birdmen bisa direkomendasikan bagi pembaca yang mencari komik shounen tidak biasa. Kombinasi karakter yang tidak stereotipikal dan jalan cerita yang memuncak perlahan menghadirkan suasana tersendiri yang jarang ditemukan di serial komik kebanyakan. Beberapa unsur soal manusia burung juga menimbulkan pertanyaan yang bikin “ketagihan” buat diikuti terus-menerus.

Dimana Saya Bisa Membeli?

Penasaran, bukan? Komik yang satu ini ada di Mangamon, lho. Kalian bisa membeli komik tersebut menggunakan metode pembayaran Transfer, melalui toko swalayan, pulsa, dan bahkan kartu kredit.

Baca dahulu artikel kami mengenai cara pembeliannya, lalu akses komik ini di link berikut. Selamat membaca!

https://nawalakarsa.com/beli-komik-legal-di-mangamon/

 


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.