Migrasi ke FeliCa, Sistem E-Ticketing KRL Commuter Line Picu Masalah?

Selama beberapa hari terakhir ini, pengguna layanan KRL (kereta rel listrik) Commuter Line mengeluhkan kesulitan untuk melakukan transaksi baik pada saat proses tapping di gate stasiun maupun pembelian tiket di loket dan vending machine stasiun. Sebenarnya ada apa gerangan?

Masalah ini bermula saat PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) selaku operator layanan KRL Commuter Line berencana memberlakukan kebijakan untuk menonaktifkan Kartu Multi Trip (KMT) dengan nomor seri awal 1001 yang belum berteknologi Sony FeliCa mulai 21 Juli 2018. KMT dengan nomor seri awal 1001 merupakan KMT generasi awal yang dirilis pada tahun 2013 yang merupakan tahun awal mula e-ticketing di lingkungan KCI berlaku. Sedangkan untuk sosialisasinya telah digencarkan pihaknya sejak 14 Juli 2018 atau satu pekan sebelum batas masa aktif KMT dengan nomor seri awal 1001 tersebut tidak lagi berlaku.

Namun dalam perkembangannya, pada tanggal 20 Juli 2018 atau hari terakhir sebelum KMT dengan nomor seri 1001 dinonaktifkan, terdapat informasi bahwa bukan hanya KMT dengan nomor seri 1001 saja yang harus ditukarkan, melainkan KMT dengan nomor seri awal 1003 0915 yang sebagian kartunya merupakan KMT generasi lama dan belum berteknologi Sony FeliCa juga harus ditukarkan. Hal ini diketahui dari informasi yang ditempel di beberapa stasiun, dan telah dikonfirmasi melalui akun media sosial Commuter Line.

Apa Itu Sony FeliCa?

Dilansir dari laman produk Sony FeliCa di situs web Sony Corporation, FeliCa adalah sistem yang dikembangkan oleh perusahaan asal Jepang, Sony Corporation. Kata “FeliCa” sendiri berasal dari kata “Felicity”, yang dalam Bahasa Inggris berarti “kebahagiaan”. Sistem FeliCa ini dikembangkan untuk mempercepat proses membaca data yang ada di dalam kartu.

Data yang disimpan pada kartu yang bersistem FeliCa ini akan sangat sulit untuk digandakan atau dipalsukan. Sehingga secara otomatis, data yang di simpan dalam kartu sangatlah aman. Selain itu, kartu yang menggunakan FeliCa ini dapat dengan cepat di baca oleh card reader atau mungkin juga gate ticketing bahkan tanpa perlu menyentuh sensor yang ada di card reader atau gate ticketing. Sehingga bisa mempercepat proses pembacaan data atau mungkin juga mengurangi antrian yang terjadi di gate akibat lamanya membaca data yang ada di kartu.

E-Ticketing yang menggunakan sistem FeliCa sendiri sudah ada sejak lama di Jepang. Salah satu contoh tiket yang menggunakan sistem FeliCa di Jepang adalah PASMO dan Suica milik JR East.

Di lingkungan PT. KCI, sistem FeliCa diterapkan terutama untuk produk KMT mereka karena dapat diaplikasikan pada berbagai benda seperti gelang dan stiker, dengan keunggulan pembacaan data yang cepat sehingga bisa mengurangi antrian di loket dan gate, dan juga untuk mencegah aksi pemalsuan KMT yang bisa merugikan perusahaan.

Semua Kacau Ketika Pembaruan Tidak Selesai Tepat Waktu

Pada hari Sabtu, 21 Juli 2018, KCI mulai mengimplementasikan sistem baru untuk e-ticketing pada seluruh perangkat yang ada di seluruh stasiun KRL Commuter Line. Sebanyak 790 mesin gate, 233 mesin vending machine dan 370 mesin Point of Sales (POS) yang tersebar di 79 stasiun KRL se-Jabodetabek diperbarui. Pembaruan berkisar pada penghapusan dukungan untuk KMT generasi pertama dan peningkatan dukungan untuk teknologi Sony FeliCa. Semua dilakukan demi kelancaran proses e-ticketing KCI dan pengembangannya di masa mendatang. Adapun pembaruan sistem sengaja dilakukan pada hari Sabtu dimana jumlah perjalanan penumpang harian dianggap pada titik terendah.

Namun dalam perjalanannya, pembaruan sistem ini tidak berjalan dengan mulus. Dengan ribuan perangkat yang harus diperbarui dalam waktu dua jam sejak KRL paling terakhir tiba di stasiun sekitar jam 01:30 dan sebelum loket buka kembali pada jam 03:30, ribuan perangkat tersebut harus diperbarui. Tapi waktu ternyata tidak mencukupi, belum semua perangkat ticketing diperbarui.

Akibatnya, sejak Sabtu pagi, sepanjang hari, antrian di loket dan gate mengular dimana-mana, merata di semua stasiun. Bahkan KMT dan kartu prabayar bank tidak bisa digunakan untuk transaksi di gate stasiun, memaksa calon penumpang untuk mengantri di loket stasiun untuk membeli kartu Tiket Harian Berjaminan (THB). Antrian di loket stasiun pun tak terhindarkan.

https://www.facebook.com/nawalakarsa/videos/649500285406054/

Belum lagi ternyata belum semua perangkat gate telah diperbarui. Sehingga dari semua gate yang tersedia, hanya satu atau dua gate yang bisa digunakan. Antrian di depan gate pun juga tak terhindarkan, memaksa calon penumpang untuk mengantri rata-rata hampir setengah jam lamanya hanya untuk membeli tiket, melewati gate lalu naik KRL. Bahkan untuk mengurai antrian panjang, tidak sedikit calon penumpang yang diloloskan petugas untuk melewati gate tanpa perlu melakukan tapping pada gate, namun penumpang diminta untuk melakukan penyelesaian di loket stasiun tujuan.

https://twitter.com/zeindinda_4/status/1020457293173800960

Pemandangan seperti ini bahkan semakin parah pada hari Minggu, 22 Juli 2018, saat lebih banyak masyarakat menggunakan KRL untuk menghabiskan akhir pekan dengan bepergian ke tempat wisata yang terjangkau KRL, dan aktivitas lainnya.

https://twitter.com/SaviraBell/status/1020922985538990081

Tiket Kertas: Mitigasi PT. KCI Cegah Penumpukan Penumpang KRL di Hari Senin

Mengantisipasi antrian yang dikhawatirkan semakin parah, dalam rilis resminya pada hari Minggu (23/07) malam, PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) akhirnya mengumumkan akan memberlakukan penjualan tiket kertas di seluruh 79 stasiun KRL Commuter Line se-Jabodetabek mulai hari Senin (24/07) hingga sistem e-ticketing normal kembali. Kebijakan akan diberlakukan mulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir. Tarif yang akan diberlakukan adalah sebesar Rp 3.000 jauh-dekat untuk semua stasiun tujuan, sehingga sistem tarif per kilometer tidak diberlakukan.

Selengkapnya: Pembaharuan Sistem, 79 Stasiun KRL Commuterline Dipastikan ‘Jual’ Tiket Kertas

UPDATE: Sistem E-Ticketing Telah Kembali Normal

Pada hari Senin (24/07) petang, pihak Commuter Line melalui akun media sosial mereka telah mengumumkan bahwa sistem e-ticketing telah kembali berjalan normal di seluruh stasiun di Jabodetabek yang melayani perhentian KRL Commuter Line. Melalui rilis resminya, pihaknya menyatakan telah menyelesaikan proses pembaruan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik. Dengan demikian seluruh stasiun KRL saat ini dapat kembali melayani transaksi menggunakan Kartu Multi Trip (KMT), kartu prepaid bank dan Tiket Harian Berjaminan (THB).

 

Semoga dengan adanya pembaruan sistem e-ticketing di lingkungan KRL Commuter Line yang sedang berlangsung ini dapat meningkatkan kenyamanan pengguna KRL Commuter Line di masa depan dan memungkinkan implementasi KMT di luar lingkungan KRL Commuter Line.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.