Penutupan Pekan Sinema Jepang 2018 : Dean Fujioka, dan Kemeriahan Penonton

JAKARTA – Gelaran Pekan Sinema Jepang tahun 2018, festival film perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Jepang-Indonesia, resmi berakhir hari Minggu (16/12). Gelaran festival film yang diprakasai oleh Visual Industri Promotion Organization (VIPO) beserta Agency of Cultural AffairsThe Japan Foundation –  Jakarta ini diakhiri dengan penayangan film The Man From The Sea, The Crimes That Bind, dan Cho Super Hero Taisen.

Dari sejumlah film yang diputar pada hari terakhir gelaran festival ini, film The Man From The Sea (Umi wo Kakeru / 海を駆ける), merupakan film yang berhasil menggaet banyak perhatian para penonton Pekan Sinema Jepang 2018. Tidak hanya itu, film ini dipilih sebagai film Closing Screening pada festival film tersebut. Film yang di lakoni oleh Dean Fujioka yang berperan sebagai Laut, Adipati Dolken sebagai Kris, Mayu Tsuruta sebagai Takako, Taiga sebagai Takashi, Junko Abe sebagai Sachiko, dan Sekar Sari sebagai Ilma ini, sangat membuat penonton terpukau.

Film yang dikerjakan bersama pihak Jepang – Indonesia – Prancis ini disutradarai oleh Koji Fukada. Fukada, selaku sutradara film The Man From The Sea, merupakan kelahiran Tokyo, tahun 1980. Ia bergabung dalam tim sutradara dari grup teater Seinendan yang diciptakan oleh Oriza Hirata setelah menyelesaikan program sutrada di Film School of Tokyo. Film seperti Human Comedy in Tokyo (2008), ataupun Sayonara (2015) merupakan film yang di sutradarai oleh Fukada. Di tahun 2016, film Harmonium yang ia sutradarai berhasil memenangkan penghargaan Jury Prize dalam seleksi ‘Un Certain Regard’ pada gelaran Festival Film Cannes yang ke-69.

Antusias Para Penonton The Man From The Sea di Pekan Sinema Jepang 2018

Pekan Sinema Jepang 2018 CGV Grand Indonesia
Penonton memadati seat di Audi 1 CGV Grand Indonesia untuk menonton film penutup Pekan Sinema Jepang 2018, yaitu The Man From The Sea | Foto: Muhammad Nurrudin/Nawala Karsa

Film The Man From The Sea, yang ditayangkan di Pekan Sinema Jepang 2018 ini diputar di Audi 1 CGV Grand Indonesia, yang menurut kami salah satu Audi terbesar di CGV Grand Indonesia. Penayangan film The Man From The Sea di Audi tersebut sangatlah masuk akal, sebab, banyak sekali penonton yang antusias ingin menyaksikan film yang di lakoni oleh Dean Fujioka ini.

Berdasarkan pantauan kami didalam Audi, seluruh seat pada Audi tersebut sangat penuh oleh para penonton. Tak heran, banyak calon penonton yang harus gigit jari karena ludesnya tiket film tersebut.

Film The Man From The Sea menceritakan tentang Laut (Dean Fujioka), yang terdampar di pantai Sabang, Banda Aceh. Takako (Mayu Tsuruta) yang berada di Aceh dalam misi penanggulangan bencana bersama dengan anaknya Takashi (Taiga) dan keponakannya Sachiko (Junko Abe) akhirnya merawat Laut.

Sementara Takashi dan Sachiko bersahabat dekat dengan Kris (Adipati Dolken) dan Ilma (Sekar Sari), Laut ‘berbuat’ hal-hal yang tidak terduga -bahkan- bisa dibilang sebagai hal magis dengan referensi yang sedikit ‘religius’. Seperti menyembuhkan anak sakit, berbicara dengan dua bahasa berbeda (bahasa Indonesia, serta Jepang). Bagaimana cara Laut melakukan hal tersebut? Apakah ia sungguh seorang Manusia yang Amnesia? Dan terlebih lagi, siapa sosok Laut sebenarnya?

Pekan Sinema Jepang 2018 Hiroaki Kato
Hiroaki Kato menyapa para penonton film The Man From The Sea | Foto: Christian L Tobing/Nawala Karsa

Hiroaki Kato selaku master of ceremony dari Pekan Sinema Jepang 2018 menyapa para penonton The Man From The Sea di Audi 1. Para penonton tak sabar ingin menyaksikan film, maka tanpa basa-basi, Hiroaki Kato mempersilahkan para penonton menyaksikan film ini.

Film yang memiliki sinematografis yang menarik ini berhasil dibuat oleh Akiko Ashizawa. Kerja keras Ashizawa dalam mengembangkan sinematografis film ini tidaklah sia-sia, sebab, film tersebut memikat pandangan para penonton. Banyak penonton yang menikmati, serta terhibur setelah menonton film tersebut.

Untuk artistik film The Man From The Sea, penata artistik Dita Gambiro cukup pandai menggambarkan kehidupan umum di masyarakat Aceh. Tetapi, sejumlah gambaran mengenai Aceh yang indah, di hadirkan dalam bentuk yang berbeda. Seakan-akan gambaran tersebut adalah hal yang terpisah dengan cerita dari film The Man From The Sea.

Sementara itu, sutradara Fukada berhasil mengembangkan karakter Dean Fujioka sebagai Laut yang misterius, mistis, namun gampang diingat oleh penonton. Siapa sih yang tidak ingat dengan adegan Dean memainkan bola air demi mengobati anak yang sedang sakit? Atau, saat Dean berjalan diatas air? Itu semua adalah hasil pengembangan karakter dari sutradara Fukada.

Walaupun terdapat kekurangan dari segi alur cerita, sinematografis dari film ini berhasil menyelamatkan kekurangan tersebut. Bagaimana dengan cara berbicara Laut? Bagaimana dengan bahasa yang digunakan para aktor? Kami rasa, itu adalah poin positif yang penting dan juga, poin tersebut berhasil menyentuh hati para penonton dalam cara penyampaian makna pada saat percakapan dan lain-lain.

Diskusi Panel bersama Sutradara beserta para Cast

Setelah film usai, terdapat sesi diskusi panel bersama sutradara dan para pelakon film The Man From The Sea. Pada saat para cast memasuki Audi, seluruh penonton bersorak-sorak. Pandangan para penonton terfokus pada Dean Fujioka dan Adipati Dolken.

Mengenai pendapat lakonnya pada film ini, Dean Fujioka menyebutkan, “jadi, pada awal saat saya membaca skrip-[film]-nya saya kurang tahu ini [karakter Laut] manusia atau tidak. Jadi saya sering berkomunikasi dengan sutradara Fukada, dan makin mendalami peran Laut ini.”

Kemudian, pada saat Taiga ditanya mengenai ‘poin’ untuk berperan mirip seperti orang Indonesia, ia berkata, “saya menikmati peran saya sebagai orang Indonesia, dan itu berkat bantuan Adipati dan Sekar,” lanjutnya, “karena kami berkomunikasi dan mungkin, Adipati dan Sekar menimbulkan ‘unsur’ Indonesia dalam diri saya.”

Selama sesi tersebut berlangsung, kadang-kadang, kalimat yang Taiga ucapkan selalu terputus karena ada masalah dengan Microphonenya. Apabila Mic yang ia gunakan kembali normal, ia selalu mengucapkan “Terima Kasih” dalam bahasa Indonesia.

Sutradara Koji Fukada, aktor Adipati Dolken, dan Dean Fujioka | Foto: Christian L Tobing / Nawala Karsa

Dean Fujioka sendiri akhirnya mempelajari cara makan di Indonesia. Yaitu, dengan menggunakan tiga jari, tidak menggunakan tangan kiri, dan hal tersebut sangat berguna bagi dia untuk memerankan peran Laut. Selain itu, Dean menyebutkan bahwa Taiga memiliki nama panggilan selama proses syuting berlangsung. Taiga selalu disebut ‘Taiga Manja’, bahkan ia tak malu memperkenalkan dirinya dengan nama sebutan tersebut. “Nama saya Taiga Manja,” balasnya setelah Dean menyinggung hal tersebut.

Hiroaki Kato selaku master of ceremony menyebut bahwa, film The Man From The Sea yang telah tayang di Pekan Sinema Jepang 2018 ini, akan tayang secara umum sekitar bulan Januari 2019 nanti. Sebelum sesi berakhir, para cast beserta sutradara berkesempatan untuk memberikan kesan-pesan mereka kepada para penonton.

Sutradara Koji Fukada sendiri menghimbau agar menonton film kerjasama Jepang – Indonesia ini, dan silahkan menyebarkan informasi mengenai film ini kepada teman-teman. Adipati Dolken juga memberikan pesan yang senada dengan Fukada. Ia menyebut bahwa para penonton harus men-tweet atau men-share informasi film ini. Dan juga, ia berharap agar film ini dapat dinikmati semua penduduk di Indonesia dan Jepang.

Sekar Sari sendiri memiliki pesan yang berbeda dari yang lain, dimana ia menyebutkan bahwa semoga makin banyak [orang] yang ‘melaut’. Sementara Taiga menyebutkan bahwa, semoga masing-masing penonton dapat menikmati dan dapat memetik pesan tersendiri dari film ini, jadi tak ada jawaban ‘benar’, sebab masing-masing penonton pasti punya kesan-kesan tersendiri.

Dean Fujioka Adipati Dolken Sekar Sari
Dean Fujioka, pemeran lakon Laut dalam film The Man From The Sea, merangkul Adipati Dolken dan Sekar Sari dalam sesi Panel Diskusi | Foto: Naufal Alfarizy / Nawala Karsa

Pada bagian terakhir milik Dean, ia menyebutkan dengan lantang (sebab Mic yang ia gunakan tidak dapat digunakan), “saya tidak perlu Mic. Kalian bisa dengan saya?” lanjutnya, “saya hanya ingin bilang, adalah suatu kehormatan bagi saya untuk bekerjasama dengan rekan-rekan Indonesia. Terima kasih kepada Kaninga Pictures, dan juga aktor-aktris terbaik dari Indonesia, sebuah kehormatan bekerja bersama mereka. Dan, kalian, sebarkanlah informasi soal film ini, aku ingin banyak orang menonton film ini. Dan aku berharap, akan banyak proyek film antara Jepang dan Indonesia.”

“Jadi semuanya, terima kasih untuk semuanya. Untuk waktu yang kalian luangkan hari ini,” dan dilanjutkan dengan bahasa Indonesia, “Saya cinta Indonesia”. Setelah sesi panel berakhir, acara diakhiri dengan sesi foto bersama dengan para penonton dalam Audi tersebut. Sesi foto tersebut sangatlah meriah, dan para penonton sangat antusias berfoto bersama cast dan sutradara film The Man From The Sea, dalam penutupan gelaran Pekan Sinema Jepang 2018.

 


Segenap direksi dan tim redaktur Nawala Karsa mengucapkan terima kasih kepada Pekan Sinema Jepang yang telah menjadikan Nawala Karsa sebagai salah satu media partner dalam gelaran pada tahun ini.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.