Layanan Streaming HOOQ Pamit dari Telkomsel, Apa Penggantinya?

HOOQ Telkomsel Bangkrut Pamit

Setelah pada akhir Maret menyatakan bangkrut, kali ini HOOQ mulai menunjukkan tanda-tanda akan undur diri dari persaingan di dunia streaming. Mulai hari ini (14/4), HOOQ menyatakan undur diri dari jaringan Telkomsel.

HOOQ Nyatakan Pamit dari Telkomsel

Pesan Singkat Telkomsel mengenai pamitnya HOOQ

Dari sebuah pesan singkat yang dihimpun redaksi, Telkomsel secara resmi menyatakan bahwa layanan HOOQ tidak lagi dapat dinikmati mulai hari ini (14/4).

Kepada pelanggan HOOQ, dari 14 April 2020 layanan HOOQ tidak lagi tersedia di jaringan Telkomsel. Tapi jangan cemas, kamu bisa #nonstopnonton film Korea, Hollywood dan lokal di tsel.me/maxstream (Aplikasi MAXstream – red).

Telkomsel Andalkan MAXstream

Aplikasi streaming Maxstream dari Telkomsel

Namun demikian, Telkomsel masih memiliki layanan streaming yang serupa dengan HOOQ. Layanan tersebut adalah MAXstream, yang merupakan layanan streaming milik Telkomsel sendiri.

MAXstream diperkenalkan pertama kali saat momentum Piala Dunia 2018, dimana Telkom Group, pemilik Telkomsel, mengempit hak siar kompetisi sepak bola antarnegara itu. Hingga saat ini, layanan streaming sejumlah stasiun televisi masih menjadi andalan MAXstream, mulai dari siaran gratis hingga premium.

Saat tulisan ini diturunkan, MAXstream juga menggandeng sejumlah layanan streaming dalam memperkaya koleksi filmnya. Sejumlah layanan seperti Viu dan HBO Go turut digandeng MAXstream, selain HOOQ tentunya.

HOOQ Nyatakan Bangkrut di Akhir Maret 2020

Layanan streaming HOOQ

Sebelumnya, pada akhir Maret 2020, Singtel mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan bangkrut untuk layanan streaming HOOQ. Persaingan yang ketat di industri video-on-demand membuat HOOQ hanya mampu bertahan selama 5 tahun.

Dikutip dari Reuters, HOOQ tidak mampu bertumbuh dengan baik demi pemasukan yang berkelanjutan. Anak usaha Singtel ini juga tidak mampu menutupi biaya yang selalu meningkat setiap waktunya.

Singtel menyatakan proses likuidasi HOOQ tidak memberikan dampak material terhadap nilai aset maupun pemasukan per saham. Sebagai informasi, Singtel memiliki secara tak langsung 76,5% saham HOOQ.

Dihantam Berbagai Sisi

Keputusan yang diambil Singtel atas HOOQ diakui terjadi dari berbagai sisi. Dikutip dari IndoTelko, Pandemi COVID-19 dan naiknya nilai tukar Dollar Amerika Serikat (US$) diyakini memperparah kondisi keuangan HOOQ yang belum menghasilkan keuntungan yang memadai.

“Kondisinya pemegang saham nyerah untuk long term investment di Over The Top (OTT) sementara model bisnisnya belum ada proven,” kata Country Head HOOQ Indonesia Guntur S Siboro dalam pesan singkat ke IndoTelko.

Penutupan layanan di Indonesia didasari oleh keputusan dari para pemegang saham. Namun untuk merealisasikan hal tersebut, HOOQ perlu menunggu proses administrasi yang tidak singkat.

“Jadi kalau tidak ada solusi dalam waktu 2-3 minggu (proses likuidasi di Singapura – red) maka operasi di Indonesia akan di-shutdown di pertengahan April,” katanya.


Terima kasih telah membaca artikel Nawala Karsa. Artikel ini kami buat sepenuh hati untuk para pembaca, termasuk kamu!

Dukung Nawala Karsa sebagai media berita independen dan terpercaya kamu dengan memberikan tip melalui Sociabuzz Tribe milik Ayukawa Media. Untuk mengirimkan tip, kamu dapat membuka pranala berikut pranala berikut.